Sabtu, 11 Mei 2019

Pengertian retorika, pidato, berbicara, khutbah, ceramah, mengajar



1.        Pengertian Retorika
Istilah retorika secara etimologi berasal dari Bahasa Latin (Yunani Kuno) "Rhetorica" yang berarti "seni berbicara". Dalam bahasa Inggris kata retorika menjadi "Rhetoric" yang berarti "kepandaian berpidato atau berbicara". Secara terminologi. retorika dikenal dengan istilah "The art of speaking" yang artinya "seni di dalam berbicara atau bercakap". Sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa, pengertian retorika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara berbicara yang mempunyai seni atau daya tarik dan pesona, sehingga orang yang mendengarkannya dapat mengerti dan tergugah perasaannya. Retorika juga harus mempertimbangkan tiga bukti retoris: logika (logos), emosi (pathos) dan etika/kredibilitas (ethos).
Retorika muncul bermula di Yunani sekitar abad ke-5 sebelum masehi. Pada saat itu Yunani sebagai pusat kebudayaan barat dan para filsufnya saling berlomba untuk mencari apa yang mereka anggap sebagai kebenaran. Pengaruh kebudayaan Yunani ini menyebar sampai ke dunia timur seperti Mesir, India, Persia, bahkan Indonesia. Retorika mulai berkembang pada zaman Socrates, Plato, dan Aristoteles. Selanjutnya kemudian retorika berkembang menjadi ilmu pengetahuan, dan dianggap sebagai guru pertama dalam ilmu retorika adalah Georgias (480-370 SM). Pengertian retorika yang dikemukakan oleh beberapa ahli di bidang retorika:
  • Pengertian Retorika Menurut Richard E. Young cs: Retorika adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana kita menggarap masalah wicara-tutur kata secara heiristik, epistomologi untuk membina saling pengertian dan kerjasama.
  • Pengertian Retorika Menurut Socrates:Retorika adalah ilmu yang mempersoalkan tentang bagaimana mencari kebenaran dengan dialog sebagai tekniknya. Karena dialog kebenaran dapat timbul dengan sendirinya.
  • Pengertian Retorika Menurut Plato:Retorika adalah kemampuan di dalam mengaplikasikan bahasa lisan yang sempurna dan merupakan jalan bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang luas dan sempurna.
Dari beberapa pengertian retorika di atas, apapun defenisi dan siapapun yang mengemukakannya semua mengacu dan memberi penekanan kepada kemampuan menggunakan bahasa lisan (berbicara) yang baik dengan memberikan sentuhan gaya (seni) di dalam penyampaiannya dengan tujuan untuk mengikat/menggugah hati pendengarnya dan mengerti dan memahami pesan yang disampaikannya.Contoh konkret retorika: Seseorang yang sedang berpidato.
2.        Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pidato berarti pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak. Karena sasarannya lebih luas, penyampaian pidato lebih sulit daripada percakapan sehari-hari antar kawan. Pidato memerlukan perhatian khusus dalam persiapan, penyusunan serta yang paling penting dalam penyampaiannya. Untuk itu kita memerlukan retorika. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.
3.        Pengertian Berbicara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Moeliono, dkk., 1998:114) dinyatakan bahwa berbicara adalah berkata; bercakap; berbahasa; melahirkan pendapat dengan perkataan, tulisan dan sebagainya atau berunding. Tarigan (1983 :15) berpendapat bahwa “berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan”. Sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Tarigan (1981:15) mengatakan bahwa berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantis, dan linguistik yang sangat intensif.
Dalam berbicara biasanya untuk melaporkan, untuk memberikan infromasi, atau dalam bahasa inggris disebut informative speaking dilaksanakan kalau seseorang berkeinginan untuk memberi atau menanamkan pengetahuan, menetapkan atau menentukan hubungan-hubungan antara benda-benda, menerangkan atau menjelaskan sesuatu proses, dan menginterpretasikan atau menafsirkan sesuatu persetujnuan ataupun menguraikan sesuatu tulisan. Contoh berbicara yaitu: seperti berbicara dalam pidato, khutbah, berbicara dalam tulisan (menulis), berbicara saat menelpon, berbicara pada saat bertatap muka.
4.        Pengertian Khutbah
Khotbah berasal dari bahasa Arab “Khutbah” (خطبة) dan merupakan kata dasar (masdar) dari kata kerja (خطب - يخطب) yang artinya pidato atau ceramah, yang isinya tentang keagamaan. Khutbah adalah pesan atau nasihat-nasihat agama yang disampaikan dengan memperlihatkan rukun dan tatacara tertentu. Orang yang menyampaikan khutbah disebut khatib. Macam-macam khutbah adalah sebagai berikut; 1. Khutbah ju,’st, 2. Khutbah idul fitri, 3. Khutbah idul adha, 4. Khutbah istisqa, 5. Khutbah gerhana, 6. Khutbah nikah.
“Khotbah”, secara bahasa, adalah ‘perkataan yang disampaikan di atas mimbar’. Adapun kata “khitbah” yang seakar dengan kata “khotbah” (dalam bahasa Arab) berarti ‘melamar wanita untuk dinikahi’. “Khotbah” berasal dari bahasa Arab yang merupakan kata bentukan dari kata “mukhathabah” yang berarti ‘pembicaraan’. Ada pula yang mengatakannya berasal dari kata “al-khatbu” yang berarti ‘perkara besar yang diperbincangkan’, karena orang-orang Arab tidak berkhotbah kecuali pada perkara besar.
Sebagian ulama mendefinisikan “khotbah” sebagai ‘perkataan tersusun yang mengandung nasihat dan informasi’. Akan tetapi, definisi ini terlalu umum. Adapun definisi yang lebih jelas ialah definisi yang diberikan oleh Dr. Ahmad Al-Hufi yaitu, ‘Cabang ilmu atau seni berbicara di hadapan banyak orang dengan tujuan meyakinkan dan memengaruhi mereka’. Dengan demikian, khotbah harus disampaikan secara lisan di hadapan banyak orang dan harus meyakinkan dengan argumen-argumen yang kuat serta memberikan pengaruh kepada pendengar, baik itu berupa motivasi atau peringatan.
Adapun terkait khotbah Jumat, tidak terdapat definisi khusus yang diberikan oleh para ulama karena maksudnya telah jelas.
Dalam kitab Bada’iush Shana’i, pada pemaparan tentang hukum khotbah Jumat, disebutkan, “Khotbah, secara umum, adalah perkataan yang mencakup pujian kepada Allah, salawat kepada Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam, doa untuk kaum muslimin serta pelajaran dan peringatan bagi mereka.”
Penjelasan ini adalah penjelasan umum dan bukan definisi yang teliti dan memenuhi syarat-syarat definisi ilmiah.
Adapun definisi yang hampir pas untuk “khotbah Jumat” ialah ‘perkataan yang disampaikan kepada sejumlah orang secara berkesinambungan, berupa nasihat dengan bahasa Arab, sesaat sebelum shalat Jumat setelah masuk waktunya, disertai niat serta diucapkan secara keras, dilakukan dengan berdiri jika mampu, sehingga tercapai tujuannya.
5.        Pengertian Ceramah
Ceramah merupakan kelompok berbicara satu arah; pembicara menyampaikan gagasannya kepada pihak lain dan tidak memerlukan reaksi sesaat dalam bentuk bicara yang berupa tanggapan atau respon.
Ceramah merupakan suatu kegiatan berbicara di depan umum dalam situasi tertentu untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu. Dalam setiap ceramah pembicara harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi sehingga ceramah, dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan ceramah harus memperhatikan hal-hal antara lain : suara, intonasi, gaya bahasa, sikap, gerak-gerik, mimic sehingga pendengar dapat tertarik dengan apa yang diungkapkan. Selanjutnya, dalam berceramah perlu memperhatikan hal-hal berikut :
Ceramah adalah pidato yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk sementara ada audiensi yang bertindah sebagai pendengar. Ceramah dapat dilaksanakan kapan saja, tidak ada rukun dan syaratnya, tidak ada mimbar tempat khusus pada pelaksaannya, waktu tidak dibatasi dan siapapun boleh berdakwah, dapat dilakukan dengan cara kreatif dan inovatif seperti (seminar, lokakarya, pelatihan, atau sarasehan). Ceramah dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.      Ceramah Umum
Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar. Sedangkan umum adalah keseluruhan untuk siapa saja, khlayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau maysrakat luas. Di dalam ceramah umum ini keseluruhannya bersifat menyeluruh tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua muapun muda,materinya juga tidak ditentukan sesuai dengan acara.
2.      Ceramah Khusus
Pengertian ceramah sudah dipaparkan seperti yang diatas akan tetapi kali ini akan dipaparkan pengertian dari ceramah khusus itu sendiri yang mana khusus adalah tersendiri,istimewa, takkan ada yang lain, jadi ceramah khusus itu sendiri berarti ceramah yang bertujuan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada mad’u atau khalayak tertentu dan juga abersifat khusus baik itu materi maupun yang lainnya. Sedangkan dalam ceramah khusus banyak batasan-batasan yang dibuat mulai dari audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga yng menyesuaikan dengan keadaan. Contoh: Peringatan hari besar islam (PHBI) seperti Isra’miraj, maulid Nabi Muhammad SAW, bulan puasa dll.
6.        Pengertian Mengajar
Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan mengajar yang mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Menurut Sardiman (2003:45): Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan , mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.
Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Karenanya belajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh peserta didiknya.
Menurut Raka Joni (dalam Sardiman , 2003:54) : Mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta mengerahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi.
Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat dipahami peserta didik. Guru yang berhasil mengajar di suatu sekolah belum tentu berhasil di sekolah lain. Itulah sebabnya ada pendapat bahwa mengajar itu adalah suatu “seni” tersendiri.

Tidak ada komentar: