ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN
I.PENDAHULUAN
Menurut Cheppy Riyana
(2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual
yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip,
prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu
materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio
visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran.
Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video
(tampak) dapat disajikan serentak. Video yaitu bahan pembelajaran yang dikemas
melalaui pita video dan dapat dilihat melalui video/VCD player yang dihubungkan
ke monitor televise (Sungkono 2003:65). Media video pembelajaran dapat
digolongkan kedalam jenis media audio visual aids (AVA) atau media yang dapat
dilihat dan didengar. Biasanya media ini disimpan dalam bentuk piringan atau
pita. Media VCD adalah media dengan sistem penyimpanan dan perekam video dimana
signal audio visual direkam pada disk plastic bukan pada pita magnetic (Arsyad
2004:36).
Menurut Cheppy Riyana
(2007:8-11) untuk menghasilkan video pembelajaran yang mampu meningkatkan
motivasi dan efektivitas penggunanya maka pengembangan video pembelajaran harus
memperhatikan karakteristik dan kriterianya. Karakteristik video pembelajaran
yaitu:
1.
Clarity
of Massage (kejalasan pesan)
Dengan media video siswa dapat memahami
pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara
utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memory jangka
panjang dan bersifat retensi.
2.
Stand
Alone (berdiri sendiri)
Video yang dikembangkan tidak bergantung
pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar
lain.
3 User Friendly
(bersahabat/akrab dengan pemakainya)
Media video menggunakan bahasa yang
sedehana, mudah dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi
yang tampil. bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk
kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.
4 Representasi Isi
Materi harus benar-benar representatif,
misalnya materi simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik
sosial maupun sain dapat dibuat menjadi media video.
5 Visualisasi dengan media
Materi dikemas secara multimedia terdapat
didalamnya teks, animasi, sound, dan video sesuai tuntutan materi.
Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau
berbahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinggi.
6 Menggunakan
kualitas resolusi yang tinggi
Tampilan berupa grafis media video dibuat
dengan teknologi rakayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk
setiap spech system komputer.
7.
Dapat
digunakan secara klasikal atau individual
Video pembelajaran dapat digunakan oleh
para siswa secara individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga
dirumah. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50
orang bisa dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari
narator yang telah tersedia dalam program.
II.PEMBAHASAN
Video
itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup
(bergerak; motion), proses perekamannya, dan penayangannya yang tentunya
melibatkan teknologi. Karenanya, banyak orang yang memahami video dalam dua
pengertian: 1. sebagai rekaman gambar hidup yang ditayangkan. Aplikasi umum
dari video adalah televisi atau media proyektor lainnya; dan 2. sebagai
teknologi, yaitu teknologi pemrosesan sinyal elektronik mewakilkan gambar
bergerak. Di sini istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari
videotape, dan juga perekam video dan pemutar video
(http://id.wikipedia.org/wiki/Video, diakses 30 Maret 2009).
Video pembelajaran adalah
media untuk mentransfer pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bagian dari
proses belajar. Lebih interaktif dan lebih spesifik dari sebuah buku atau
kuliah, tutorial berusaha untuk mengajar dengan contoh dan memberikan informasi
untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Seperti halnya dalam
pembuatan proyek video klip, film, iklan layanan masyarakat, website dan
lain-lainnya, pembuatan video pembelajaran pun membutuhkan tahapan dalam
pembuatannya. Adapun tahapannya terbagi dalam 3 kategori besar yaitu: Pra
Produksi, Proses Produksi dan Pasca Produksi.
1.
Pra
produksi (sebelum pembuatan)
Dalam pra produksi ini seorang
pembuat video pembelajaran harus memahami dan mengerti apa yang akan dilakukan
sebelum pembuatan/produksi, karena untuk menghindari kesalahan atau kerugian
baik materi maupun financial yang dibutuhkan, serta untuk mempersiapkan
kebutuhan yang digunakan dalam proses produksi. Pra Produksi ini terbagi dalam
tahapan sebagai berikut :
A Telaah kurikulum
Dalam mengembangkan media untuk menunjang
pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai
acuan utama, dalam menentukan kompetensi yang akan dimuat untuk diajarkan
kepada siswa melalui media video tutorial. Sehingga media pembelajaran yang
dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum harus dilakukan oleh guru,
dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Peranan Guru adalah menentukan materi
dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang diharapkan akan sesuai dengan
kompetensi dan jenjang pendidik.
b.
Pemilihan
materi/informasi yang akan disajikan
Seorang pembuat video pembelajaran harus
tahu dan mengerti materi yang akan disajikan. Sehingga ketika ada pertanyaan
terhadap materi maka harus bisa mempertanggungjawabkannya. Dan harus memberikan
batasan terhadap materi/informasi yang akan disajikan. Materi/Informasi dapat
bersumber dari Buku, Internet, Majalah , Koran maupun media lainnya dengan
mencantumkan sumbernya dalam halaman atau slide khusus sumber materi sebagai
ke-valid-tan dari materi yang disampaikan.
C Menganalisa target /
sasaran dari Video tutorial yang dibuat
Video pembelajaran yang dibuat nantinya
akan ditampilkan / dipresentasikan kepada khalayak ramai. Oleh karena itu,
seorang pembuat video pembelajaran harus mengetahui sasaran atau targetnya,
apakah untuk siswa smp, sma ataukah untuk anak-anak bahkan untuk orang tua
sekalipun. Sehingga materi/informasi dapat disampaikan dengan baik dan benar.
d.
Menganalisa
dan mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan
Dalam proses produksi pasti membutuhkan
alat-alat dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan. Seorang pembuat video
pembelajaran harus mengerti perlengkapan yang digunakan dalam proses
pembuatannya, antara lain computer/laptop, kamera digital, kertas,
pensil/pulpen, papan tulis, spidol, penghapus, dan aplikasi Adobe Premiere Pro.
e Mencari dan mengumpulkan
Referensi terkait.
Sebelum memulai pembuatan, sebaiknya
mencari sebanyak-banyaknya referensi baik dari materi maupun contoh interaktif.
Dengan adanya referensi ini seorang pembuat Video pembelajaran dapat mengolah
kreatifitasnya dengan memperhatikan dan melihat referensi yang didapat.
Referensi dapat dicari di Internet, Majalah, koran, televisi dan sebagainya.
Jadi, referensi yang kami gunakan dalam pembuatan video pembelajaran ini berupa
materi Logika Matematika dan contoh video tutorial.
f Membuat Jadwal/Schedule
Produksi
Hal yang penting adalah ketepatan waktu
dalam proses produksi, karena berkaitan dengan client/audience. Jadwal sangat
menentukan apakah proses produksi molor atau tidak. Jika tidak memiliki jadwal
produksi maka dapat dipastikan proses produksi akan berjalan secara amburadul
atau acak-acakan, yang menyebabkan konsistensi dari pembuat video pembelajaran
menjadi tidak ada atau hilang.
2 Proses
produksi
Dalam proses produksi ini, pembuatan video
pembelajaran dilakukan secara urut karena dalam prosesnya telah dibantu dengan
adanya konsep serta jadwal yang telah tertata sebelumnya yaitu pada pra
produksi.
3 Pasca
Produksi
Tahapan terakhir dalam pembuatan video
pembelajaran adalah pasca produksi, yaitu tahapan dimana video
pembelajaran siap untuk dipublikasikan. Tahapan ini meliputi, publikasi
video dalam bentuk file.
Manfaat Menggunakan Video
Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal sangatlah perlu menggunakan media sebagai alat bantu
dalam proses pembelajaran. Adapun manfaat penggunaan media video pada proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Sangat
membantu tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran khususnya pada
mata pelajaran yang mayoritas praktek.
2.
Memaksimalkan
pencapaian tujuan pembelajaran dalam waktu yang singkat.
3 Dapat merangsang minat
belajar peserta didik untuk lebih mandiri.
4 Peserta didik dapat
berdiskusi atau minta penjelasan kepada teman sekelasnya.
5.
Peserta
didik dapat belajar untuk lebih berkonsentrasi.
6 Daya nalar Peserta didik
lebih terfokus dan lebih kompeten.
7.
Peserta
didik menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan latihan-latihan.
8.
Hal-hal
yang bersifat abstrak dapat dikonkritkan.
Kelebihan dan Kekurangan
Video Pembelajaran
Kelebihan Media Video Pembelajaran
1.
Mengatasi
jarak dan waktu
2 Mampu
menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang
singkat
3. Dapat
membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa
yang satu ke masa yang lain
4 Dapat diulang-ulang bila
perlu untuk menambah kejelasan
5 Pesan yang disampaikannya
cepat dan mudah diingat
6 Mengembangkan pikiran dan
pendapat para siswa
7 Mengembangkan imajinasi
8 Memperjelas hal-hal yang
abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik
9. Mampu
berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial
yang akan dibedah di dalam kelas
10. Mampu
berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas peserta
didik dalam mengekspresikan gagasannya.
Kelemahan Media Video Pembelajaran
1.
Sebagaimana media audio-visual yang lain,
video terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi
tersebut
2.
<!--[endif]-->Pemanfaatan
media ini juga terkesan memakan biaya yang tidak murah
3.
Penayangannya juga terkait peralatan
lainnya seperti video player, layar bagi kelas besar beserta LCDnya, dan
lain-lain.
ANALISIS VIDEO
PEMBELAJARAN
A.
Video Pembelajaran IPA SD tentang Rantai Makanan
1.
Kelebihan Video Pembelajaran IPA SD tentang Rantai
Makanan
Gambar
tampilannya menarik
Suara
pengisi video jelas dan intonasinya tepat
Gambar
yang dijelaskan mudah dipahami
2 Kelemahan
Video Pembelajaran IPA SD tentang Rantai Makanan
Gambar menggunakan bahasa
inggris
Penjelasan rantai makanan
terutama pada gambar kurang konkret untuk anak SD
karena yang dijelaskan
berupa garis
Durasi
waktu untuk pembuka dan penutup terlalu panjang
3 Saran Video Pembelajaran
IPA SD tentang Rantai Makanan
Sebaiknya penggunaan
bahasa dalam video tersebut menggunakan bahasa indonesia atau terdapat
terjemahannya sehingga anak mengetahui maksud dari kata tersebut misal
bilingual
Sebaiknya
dapat divisualisasikan rantai makanan tersebut seperti ada contoh bagaimana
padi dimakan dengan belalang atau kelinci menjadi nyata ada prosesnya bukan
hanya dengan garis sehingga anak lebih mudah dalam memahaminya
Sebaikanya
lebih banyak membahas tentang materi untuk durasinya bukan untuk opening dan
closingnya sehingga anak-anak lebih jelas dan paham
B .Video
Pembelajaran IPA SD tentang Sumber Daya Alam
Kelebihan
Video Pembelajaran IPA SD tentang Sumber Daya Alam
-Dijelaskan secara detail
-Contohnya berupa gambar
sangat jelas
-Dijelaskan dalam bagan
peta pikiran untuk bagian yang penting
Kelemahan
Video Pembelajaran IPA SD tentang Sumber Daya Alam
-Tidak ada animasi
bergerak sehingga monoton penjelasannya untuk anak sd karena tidak konkrit.
-Tidak ada pengisi suara
untuk memperjelas materi yang disampaikan.
-Hanya berbentuk tulisan
yang membuat anak SD mudah bosan.
-Tidak ada lagu untuk
refreshing atau membangkitkan semangat.
Saran
Video Pembelajaran IPA SD tentang Sumber Daya Alam
-Sebaiknya untuk penjelasan
materi menggunakan animasi bergerak agar siswa lebih paham tentang materi yang
disampaikan.
-Sebaiknya diisi pengisi
suara untuk memperjelas materi yang disampaikan.
- Sebaiknya
disela-sela materi diisi lagu untuk refreshing atau membangkitkan semangat
siswa dalam memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Zainul , 5 Hari Asah Otak, Daya Ingatmu
Setajam Silet, (Yogyakarta: Diva Press, 2010) Cetakan pertama
Aqila Smart, Cara Cerdas Mengatasi Anak
Kecanduan Game, (Yogyakarta: A Plus, 2010
Aisyah Farzana, 101 Tips dan Ide
Mencegah Anak Kecanduan Game, (Yogyakarta
: Edukasia, 2009
Gagne, R. M. 1985. The
Condition of Learning and Theory of Instruction, 4th ed. New York: CBS College Publishing
Heinich, R., Molenda, M.,
& Russel, J.D. 1993. Instructional Media and the New Technologies of Instruction, 4th
ed. New York: Macmillan Publishing Company.
Kurniawan Yudha, Creative
Games for Kids, Jakarta: Wahyu Media, 2008