Rabu, 12 Juni 2019

Peradaban Bangsa Arab sebelum Islam Datang




Pada masa sebelum kedatangan Islam di Arab dikenal dengan zaman jahiliyah. Periode jahiliyah ini dalam Islam, adalah masa yang tidak mengenal agama tauhid yang membuat moralitas mereka menjadi minim.
Pada saat itu, masyarakat Arab memiliki kebiasaan buruk seperti minum minuman keras, berjudi, berzina, dan menyembah berhala.
Bangsa Arab ini telah menganut berbagai macam agama, akhlak, adat istiadat, dan aturan sebelum Islam datang. Agama Islam bertemu dengan agama jahiliyah.
Pada saat agama Islam ini datang, membawa pembaharuan di berbagai bidang termasuk akhlak, hukum, serta aturan hidup. Kedua kepercayaan ini saling berbenturan dalam waktu yang cukup lama.

Agama Bangsa Arab sebelum Islam Datang
Agama orang Arab sebelum Islam adalah Paganisme, Yahudi, dan Kristen. Pagan ini merupakan agama mayoritas mereka. Ratusan berhala berbagai bentuk ditempatkan di sekitar Kaabah. Agama pagan ini bahkan sudah ada sejak sebelum Nabi Ibrahim.

Nenek moyang bangsa Arab awalnya memeluk agama Nabi Ibrahim, namun ajaran ini akhirnya pudar. Mereka lalu membuat patung berhala dari batu, yang menjadi sarana untuk berhubungan dengan Tuhan.
Semangat keagamaan yang amat kuat mendorong bangsa Arab untuk melawan dan memerangi agama Islam saat Islam datang. Namun ibadah dan praktik keagamaan sering tidak dilaksanakan oleh Arab Badui.
Mereka terlalu mencintai kehidupan bebas sehingga mereka pun ingin bebas dari aturan agama. Agama dianggap sebagai pengikat kebebasannya, oleh karenanya mereka sering menyelewengkan aturannya.
Di antara mereka ada yang menyembah bintang-bintang, pohon, batu-batuan, binatang, bahkan menyembah raja mereka. Ini terjadi karena mereka sulit untuk memercayai Tuhan yang abstrak.
Setelah terputus dengan nabi Ibrahim sebagai juru penerang, mereka kembali menyembah berhala. Berhala-berhala itu terbuat dari batu dan didirikan di Kakbah. Agama Nabi Ibrahim bercampur aduk dengan kepercayaan menyembah berhala ini.

Hal yang membuat bangsa Arab menyembah berhala adalah karena setiap orang yang meninggalkan kota Mekah, selalu mengambil batu dari tanah sekitar Kakbah. Setelah itu mereka merasa dirinya lebih terhormat. Sementara Kakbah tetap memiliki kedudukan yang tinggi.

Seni dan Budaya sebelum Islam Datang

Sementara itu peradaban bangsa Arab sebelum Islam terkait kebudayaan dan seninya, bisa dikatakan sangat berkembang di jazirah Arab.
Bahasa Arab penuh dengan syair dan kosa kata yang indah. Mereka senang berkumpul mengelilingi para penyair yang sangat dihormati untuk mendengarkan syair-syairnya.
Di samping sebagai penyair, orang Arab Jahiliyah sangat mahir berpidato dengan bahasa yang indah. Seperti para penyair, para ahli pidato pada masa itu memiliki derajat yang tinggi.
Negeri Yaman adalah tempat berkembangnya kebudayaan yang sangat penting di Jazirah Arab sebelum Islam datang. Bangsa Arab ini memang termasuk bangsa yang bercita rasa seni yang tinggi.
Tidak semua negeri di Jazirah Arab memiliki kebudayaan Islam. Negeri Iran yang tumbuh dengan budaya Persia, sangat berbeda dengan kebudayaan orang Arab pada umumnya. Demikian juga Mesir dengan kebudayaan zaman Fir’aunnya.
Di wilayah Jazirah Arab yang memiliki budaya Arab adalah Timur Tengah serta sebagian negara Afrika Utara seperti Tunisia, Maroko, Aljazair, dan Libia.
Setelah Islam datang semua kebudayaan di Jazirah Arab mulai saling memengaruhi satu sama lain, sehingga terjadi akulturasi dan asimilasi.
Bisa dikatakan peradaban mereka sudah maju, sehingga bahasa Arab pun menjadi populer layaknya bahasa Eropa saat ini. Bahasa Arab ini sangat berkontribusi terhadap penyebaran agama Islam di seluruh dunia.

Kondisi Sosial Ekonomi Bangsa Arab sebelum Islam Datang

Keadaan sosial ekonomi masyarakat Arab sangat dipengaruhi oleh posisi geografisnya. Sebagian besar wilayah Arab merupakan daerah yang gersang dan tandus, kecuali wilayah Yaman yang terkenal subur dan lokasinya strategis sebagai lalu lintas perdagangan.
Di bagian tengah jazirah Arab – karena merupakan pegunungan yang tandus – Arab Badui berpindah-pindah dari satu lembah ke lembah lain di pedalaman. Mereka adalah para peternak yang mencari rumput untuk ternak.
Sedangkan suku-suku yang berdiam di wilayah yang subur -terutama di sekitar oase- mengembangkan pertanian dengan menanam buah-buahan dan sayur-sayuran.
Sementara mereka yang tinggal di perkotaan biasanya berdagang. Keahlian mereka dalam perdagangan menentukan kehidupan sosial ekonomi mereka. Mereka bahkan melakukan perjalanan dagang ke negeri Syam di musim panas dan ke Yaman di musim dingin.
Perekonomian bangsa Arab sebelum Islam datang sangat bergantung pada perdagangan ini dibandingkan peternakan apalagi pertanian. Orang Arab memang dikenal sebagai pedagang yang tangguh hingga bepergian jauh ke negeri tetangga.
Dalam bidang sosial politik, masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki sistem pemerintahan yang mapan dan teratur.
Sebelum datangnya Islam bangsa Arab juga sudah mampu mengembangkan ilmu pengetahuan. Orang Babilonia -yang pindah karena diserang Persia ke negeri Arab- membantu perkembangan ilmu astronomi mereka.
Bangsa Arab sebelum kedatangan Islam dikenal pemberani dalam membela pendirian. Mereka teguh pendiriannya dalam mempertahankan cara hidup yang sudah menjadi kebiasaan.
Namun di masa jahiliyah ini moral dan perilaku mereka memang sangat rusak sehingga disebut kaum jahiliyah.


Referensi:

Unsur-Unsur Dakwah

Konsep dakwah itu sendiri memiliki unsur-unsur yang tidak dapat ditinggalkan. Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah, yang tiap-tiap unsur saling mempengaruhi antar satu dengan yang lain. Dengan kata lain unsur-unsur  dakwah merupakan sinergitas yang saling terkait untuk mewujudkan tujuan dakwah tersebut. 

Unsur-unsur tersebut adalah :

1.  Dai (subyek dakwah) 
Yang dimaksud dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Oleh karena itu terdapat syarat-syarat psikologis yang sangat kompleks bagi pelaksana yang sekaligus menjadi penentu dan pengendali sasaran dakwah. Salah satu syarat yang paling penting bagi seorang dai adalah masalah moral atau akhlak, budi pekerti. 

2.  Mad’u (obyek dakwah)
Unsur dakwah yang kedua adalah mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. 
Ada beberapa bentuk sasaran dakwah ditinjau dari segi psikologisnya, yaitu :
a.  Sasaran dakwah yang menyangkut kelompok masyarakat di lihat dari segi sosiologis berupa masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota kecil, serta masyarakat di daerah marjinal dari kota besar. 
b.  Sasaran dakwah di lihat dari struktur kelembagaan, ada golongan priyayi abangan dan santri, terutama pada masyarakat jawa. 
c.  Sasaran dakwah di lihat dari tingkatan usia, ada golongan anak-anak, remaja dan golongan orang tua. 
d.  Sasaran dakwah di lihat dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri. 
e.  Sasaran dakwah di lihat dari segi tingkatan sosial ekonomis, ada golongan kaya, menengah dan miskin. 
f.  Sasaran dakwah di lihat dari segi jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita. 
g.  Sasaran dakwah di lihat dari segi khusus ada masyarakat tunasusila, tunawisma, tunakarya, narapidana dan sebagainya


3.  Materi Dakwah 
Unsur lain selalu ada dalam proses dakwah adalah materi dakwah: materi dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da'i pada mad’u. materi-materi yang disampaikan dalam dakwah tentu saja tidak leas dari dua unsur utama ajaran Islam, al-Qur'an dan sunnah Rasul SAW atau hadits Nabi. Tekanan utama materi dakwah tidak lepas dari aqidah, syari’ah dan akhlak. Dari bidang akidah meliputi keimanan atau kepercayaan kepada Allah, tauhid. Dari bidang syari’ah meliputi ibadah, muamalah, hukum perdata, hukum pidana. Dan dari bidang akhlak meliputi akhlak terhadap khalik, akhlak terhadap makhluk.

4.  Metode Dakwah 
Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam). Dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangatlah penting peranannya, suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan lewat metode yang tidak benar, pesan bisa saja ditolak oleh si penerima pesan. 

Pedoman dasar atau prinsip penggunaan metode dakwah Islam sudah termaktub dalam al-Qur'an .Prinsip-prinsip dakwah ini disebutkan dalam surat an-Nahl ayat 125 sebagai berikut: 
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Dalam ayat ini, metode dakwah ada tiga, yaitu:  bil hikmah, mau’izatul hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan

5.  Media Dakwah 
Media dakwah yaitu peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada mad’u. Di era sekarang dakwah akan lebih efektif jika menggunakan media yang berkembang selama ini, khususnya dalam bidang komunikasi. Dakwah seperti ini bisa melalui televisi, radio, surat kabar dan berbagai macam  media yang lain. Kelebihan dari pemakaian media ini adalah mudahnya menjangkau khalayak di berbagai tempat, sehingga lebih efektif. Para mubaligh, aktivis dan umat Islam pada umumnya selain tetap harus melakukan dakwah bil lisan (ceramah, tabligh dan khotbah) dapat pula harus mampu memanfaatkan media massa untuk melakukan dakwah bil qalam (melalui pena atau tulisan) di media cetak, melalui rubrik kolom, opini yang umumnya terdapat di surat kabar harian, mingguan, tabloid, majalah-majalah atau buletin internal masjid .

Pada dasarnya dakwah tidak hanya melalui lisan, tulisan ataupun sejenisnya. Dakwah pada era sekarang telah tersusun rapi dalam sbuah institusi dan jam’iyyah. Metode dan media dakwah ini dirasa memiliki efisiensi dan efektifitas yang relatif bagus. Berbagai lembaga dakwah dan organisasi kemasyarakatan Islam yang memiliki tujuan mengajak manusia ke arah yang lebih baik bisa dikategorikan sebagai media dakwah.

Pengantar Ilmu Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Komunikasi adalah hal terbesar yang dilakukan manusia dalam kehidupannya. Baik komunikasi dengan diri sendiri hingga komunikasi melalui media. Terlebih di zaman sekarang, dimana teknologi komunikasi berkembang dengan pesatnya.
ads
Komunikasi menjadi tanpa batas, tanpa sekat, dan semua orang bisa terlibat di dalamnya. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi memang sangat penting dalam kehidupan manusia dalam rangka menumbuhkembangkan kepribadian manusia itu sendiri.
Lalu, apakah komunikasi itu? Komunikasi merujuk pada terjadinya suatu proses yang dilakukan oleh manusia dalam rangka memberikan respon terhadap perilaku ataupun perlambang yang dilakukan oleh manusia lainnya. Komunikasi yang dilakukan bertujuan agar terjadi pengertian bersama. Hal ini sesuai dengan asal kata komunikasi itu sendiri yaitu “communication” atau “communis” yang berarti sama, yaitu sama dalam hal makna.

Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli

Komunikasi begitu vital dalam kehidupan manusia. Untuk itu, cendekiawan ataupun para ahli dari berbagai latar belakang keilmuan tertarik untuk melakukan penelitan mengenai komunikasi. Sebagian besar para ahli yang meneliti komunikasi merupakan sarjana psikologi, sosiologi serta filsafat. Dari berbagai penelitan yang telah mereka lakukan, lahirlah berbagai macam pengertian komunikasi seperti yang kita kenal sekarang ini.
Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi dari para ahli (Rakhmat, 2001 : 3 – 10) :
1.Hovland, Janis dan Kelly (1953): “Communication is the process by which an individual (the communicator) transmit stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)”. Disini dimaksudkan bahwa komunikasi sejatinya adalah proses seseorang yang bertindak sebagai komunikator mengirimkan stimuli atau respon berupa verbal untuk mempengaruhi kepribadian atay sikap seseorang yang bertindak sebagai komunikan.
2. Dance (1970): Komunikasi adalah usaha menimbulkan respons melalui lambing-lambang verbal.
3. Raymond S. Ross (1974): “Communication is a transactional process involving cognitive sorting, selecting, and sharing of symbol in such a way to help another elicit from his own experiences a meaning or responses similar to that intended by the source”. Raymond beranggapan bahwa komunikasi sebuah proses transaksional yang mencakup kegiatan menyeleksi, memilih, dan membagikan makna. Makna – makna tersebut bisa berasal dari pengalaman sendiri, ataupun beberapa sumber lain.
4. Colin Cherry (1964): Komunikasi adalah usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda. Dan juga memiliki serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan mencapai tujuan.
5. Harnack dan Fest (1964): Komunikasi adalah suatu proses interaksi diantara orang-orang untuk tujuan integrasi intrapersonal dan interpersonal.
6. Edwin Neuman (1948): Komunikasi adalah proses untuk mengubah kelompok manusia menjadi kelompok yang berfungsi.
7. Joseph A. Devito: Komunikasi seperti disadur dalam Efendi (1984:7), adalah sebuah tindakan oleh satu orang atau lebih yang mengirimkan dan menerima pesan dengan situasi tertentu. Lalu menghasilkan dampak dan kesempatan untuk menerima pesan. Tindakan komunikasi mencakup beberapa komponen yaitu, situasi, pengirim, penerima, media, hambatan, penerimaan, pemahaman, respon, dan efek.
Dari berbagai pengertian komunikasi yang dinyatakan oleh para ahli di atas, pengertian dari Joseph A. Devito adalah yang paling lengkap dan luas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak (individu atau kelompok) kepada pihak lain (individu atau kelompok), melalui saluran tertentu ataupun tidak sehingga menimbulkan pengertian bersama untuk mencapai tujuan tertentu.
Sejarah Ilmu Komunikasi
Komunikasi sebagai sebuah ilmu telah dikaji jauh sebelumnya dengan nama Publistik atau Jurnalistik. Para ahli komunikasi sepakat bahwa komunikasi digolongkan ke dalam ilmu sosial dan ilmu terapan. Menurut Effendi (1984 : 4), ilmu komunikasi bersifat lintas disiplin ilmu karena memiliki obyek material yang sama dengan ilmu-ilmu lainnya yaitu manusia.
1. Awal Kemunculan
Jurnalisme sendiri sebagai sebuah ilmu telah berkembang di Amerika Serikat pada sekitar abad-15 yang ditandai dengan diterbitkannya sebuah buku “The Social Order” yang ditulis oleh Robert Bierstedt. Bierstedt menyusun berbagai macam ilmu murni yang terkait dengan ilmu terapan. Dalam susunan tersebut, jurnalistik dimasukkan ke dalam ilmu terapan.
2. Kemunculan Sekolah Jurnalistik
Di tahun 1903, Joseph Pulitzer seorang tokoh pers, berharap adanya sekolah jurnalistik yang diperuntukkan bagi para wartawan agar dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang jurnalistik. Ide ini kemudian ditindaklanjuti oleh dua orang rektor dari dua universitas kenamaan di AS yaitu Charles Elliot (Harvard University) dan Nicholas Murray (Columbia University).
Karena, dalam perkembangannya, jurnalistik tidak hanya fokus pada surat kabar semata melainkan radio dan televisi termasuk juga didalamnya. Selain berita, radio dan televisi juga menyiarkan berbagai program siaran lain. Dari sinilah jurnalisme berkembang menjadi komunikasi massa.
Para ahli berpendapat bahwa istilah komunikasi massa dirasa lagi tidak tepat jika dilihat dari dampak yang ditimbulkan. Komunikasi massa bukanlah proses komunikasi yang holistik sehingga tidak dapat menjelaskan proses komunikasi yang begitu kompleks.
Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli yang menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan sebagai dampak media massa berlangsung dalam dua tahap bukan satu tahap. Pengambilan keputusan ini sebagian besar dilakukan oleh komunikan melalui komunikasi antar persona dan komunikasi kelompok.
3. Lahirnya Komunikasi
Berdasarkan hasil penelitian itulah, ilmu komunikasi hadir guna mempelajari berbagai macam gejala sosial yang timbul sebagai akibat dari proses komunikasi massa, komunikasi antar personal dan komunikasi kelompok. Ilmu Komunikasi yang di AS disebut dengan Communication Science atau Communicology telah menjadi perhatian di AS sejak tahun 1940an bertepatan dengan dikemukakannya pengertian ilmu komunikasi oleh Carl I. Hovland.
Carl I. Hovland (1940), mengungkapkan bahwa studi ilmu komunikasi adalah suatu sistem yang mencoba merumuskan komunikasi dalam mode ketat terkait prinsip – prinsip informasi. Tujuan dari sistem tersebut adalah agar supaya informasi dapat ditransmisikan dengan bentuk bentuk yang teratur.
Kemudian, Keith Brooks dalam buku “The Communicative Arts And Science of Speech” (1967) mengatakan bahwa banyak sarjana komunikasi di berbagai disiplin ilmu telah berkontribusi untuk memberikan pemahaman terkait proses dasar komunikasi. Seperti jenis dan bentuk kegiatan komunikasi.
Studi ilmu komunikasi juga berkaitan dengan prinsip – prinsip komunikasi dari para sarjana ini. Dan juga, ini berkaitan erat dengan filosofis realisitis komunikasi. Dimana terdapat program penelitian sistematis yang menguji keabsahan teori, melengkapi kesenjangan pengetahuan, dan menafsirkan, serta menvalidasi temuan dalam disiplin khusus. Ini menyediakan ruang yang luas tetapi tidak membatasi diri pada kepentingan akademik lain. (Efendi, 1984:6)
Hakikat Ilmu Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang bertujuan untuk membentuk kesamaan makna. Komunikasi dapat tumbuh dan berkembang karena disokong oleh berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, politik, ekonomi, mekanika dan lain sebagainya.
Dengan demikian, definisi atau pengertian komunikasi yang dinyatakan oleh para ahli pun sangat beragam karena dilatarbelakangi oleh kelimuan yang dimiliki. Hampir tidak ada definisi atau pengertian komunikasi yang benar-benar pakem atau komprehensif. Keberagaman definisi atau pengertian komunikasi yang dinyatakan oleh para ahli tersebut menunjukkan bahwa komunikasi adalah konsep yang kaya makna.
Adapun makna komunikasi yang tercermin dari definisi atau pengertian komunikasi tersebut dapat dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu :
Komunikasi sebagai proses sosial
Komunikasi adalah proses sosial yang fundamental. Oleh sebab itu, ketika kita mempelajari komunikasi sejatinya kita mencoba untuk meneliti lebih dalam mengenai sesuatu yang menjadi pondasi bagi semua hubungan antar manusia serta perubahan sosial (Kincaid dan Scramm dalam Suryana, 2004). Berbagai penelitian telah dilakukan oleh para ahli dengan fokus penelitian pada aktifitas manusia serta hubungan pesan dengan perilaku.
Komunikasi sebagai peristiwa
Komunikasi sebagai ilmu
Komunikasi sebagai keterampilan

Karakteristik Komunikasi

Dari berbagai pengertian komunikasi yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, dapat ditarik benang merah berupa karakteristik yang melekat pada komunikasi itu sendiri. Secara garis besar, komunikasi memiliki tiga karakteristik utama, yaitu :
  • Komunikasi adalah manusia itu sendiri 
Istilah komunikasi yang digunakan selama ini merujuk pada komunikasi yang dilakukan oleh manusia. Dalam suatu proses komunikasi, yang menjadi komunikator (pengirim pesan) dan komunikan (penerima pesan) adalah manusia.
  • Komunikasi adalah sebuah proses
Komunikasi merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan. Komunikasi merupakan proses transaksional yang terjadi antara komunikator (pengirim pesan) dan komunikan (penerima pesan). Kualitas proses komunikasi tergantung pada partisipan yang terlibat di dalamnya termasuk saluran yang digunakan. (baca juga: Teori Public Relations)
  • Komunikasi bersifat simbolis
Lambang biasa digunakan untuk mempresentasikan sesuatu, berbagai proses, berbagai ide, atau pun berbagai kejadian yang dapat membuat komunikasi menjadi mungkin. Lambang yang diolah menjadi informasi adalah yang dikirimkan dalam suatu proses komunikasi. Berhasil tidaknya informasi yang disampaikan tergantung pada komunikator (pengirim pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Fungsi Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator yang  bertujuan untuk mengubah pengetahuan, sikap, opini, keterampilan dan perilaku komunikan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila dampak yang terjadi pada komunikan sesuai dengan tujuan komunikasi yang diinginkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi memiliki fungsi-fungsi yang berguna untuk menunjang tujuan komunikasi.
Secara umum, komunikasi memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah :
1. Menyiarkan informasi: Komunikasi berfungsi untuk menyiarkan informasi yang dibutuhkan oleh komunikan dengan harapan komunikan dapat mengambil keputusan yang tepat setelah menerima informasi yang disampaikan.
2. Mendidik: Komunikasi berfungsi mendidik apabila pesan yang diterima oleh komunikan berdampak pada peningkatan pengetahuan komunikan.
3. Menghibur: Komunikasi berfungsi menghibur manakala pesan yang disampaikan kepada komunikan ditujukan untuk rekreasi atau kesenangan bagi komunikan.
4. Mempengaruhi: Komunikasi berfungsi mempengaruhi komunikan manakala pesan yang disampaikan kepada komunikan memberikan efek yang diharapkan.
Proses Komunikasi
Ketika mendefinisikan komunikasi, perlu dipahami bahwa pengertian terminologi komunikasi tidaklah seragam dan berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut tergantung pada konteksnya.
Untuk memahami komunikasi sebagai suatu proses, kita harus menyadari bahwa komunikasi terdiri dari berbagai mekanisme ataupun fenomena yang dibentuk dari berbagai elemen yang saling terhubung satu dengan yang lainnya. Dimana kemudian, masing-masing elemen memberikan semacam output. Elemen-elemen inilah yang secara bersama-sama membentuk suatu proses.
Secara sederhana, dalam suatu proses komunikasi terdapat 3 (tiga) elemen yaitu komunikator, pesan, dan komunikan. Namun dalam suatu proses komunikasi yang lebih luas, terdapat 6 (enam) elemen proses komunikasi. Elemen-elemen proses komunikasi tersebut adalah :
1. Sumber (Source)
Adalah dasar yang nantinya dipakai dalam proses penyampaian pesan. Yang dapat dijadikan sumber adalah orang, organisasi, atau bahan literatur dan lain sebagainya. Kredibilitas sumber benar-benar harus diperhatikan agar pesan yang disampaikan nantinya juga memiliki validitas.
2. Komunikator (Communicator)
Adalah individu atau kelompok yang mengirim pesan. Komunikatorlah yang memulai terjadinya proses komunikasi. Kredibilitas komunikator juga perlu diperhatikan. Karena “siapa” lebih penting dari “apa” yang disampaikan. Misalnya, ketika akan berbicara mengenai penyakit mata maka dokter mata adalah pihak yang kredibel untuk menjelaskan mengenai penyakit mata. Intinya, komunikator disesuaikan dengan isi pesan.
3. Pesan (Message
Pesan adalah elemen terpenting dalam suatu proses komunikasi. Pesan adalah informasi yang akan dikirim oleh komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan dapat dilakukan secara langsung (face to face) maupun melalui media atau saluran tertentu. Pesan yang disampaikan secara langsung dapat berupa pesan yang sifatnya informatif, persuasif atau koersif.
Disebut informatif apabila pesan tersebut menyajikan berbagai keterangan  yang didukung dengan fakta dan data yang valid. Pesan yang sifatnya informatif cenderung lebih mudah diterima oleh komunikan yang intelektual. Sedangkan, suatu pesan disebut persusif manakala pesan tersebut berisi ajakan atau bujukan untuk membangkitkan kesadaran komunikan. Terakhir, suatu pesan disebut koersif seandainya pesan tersebut bersifat memaksa yang disertai dengan sanksi. (Baca juga: Komunikasi Bisnis)
4. Saluran (Channel)
Channel atau saluran adalah “jalan” dimana pesan tersebut akan dikirimkan dan biasanya dikenal dengan sebutan media. Dalam komunikasi terdapat dua media komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi yaitu media umum (telepon, radio CB, OHP dan lain-lain) dan media massa (pers, radio, film, televisi)
5. Komunikan (Receiver/Communicant/Communicatee)
Receiver/communicant/communicatee atau komunikan adalah target penyampaian pesan. Terdapat 3 macam komunikan yaitu orang per orang, kelompok, dan massa. Hal-hal yang harus diperhatikan tentang komunikan dalam suatu proses penyampaian pesan adalah keanggotaan kelompok, proses seleksi, dan kecenderungan.
Komunikan terdiri dari orang per orang yang merupakan anggota dari kelompok tertentu yang terikat dengan segala macam pendirian yang dianut. Biasanya jika suatu pesan yang disampaikan berbenturan dengan  pendirian yang dianut, maka akan terjadi penolakan. Orang cenderung untuk memilih sesuatu yang sesuai dengan pendirian yang dimiliki.  Dengan demikian, pesan yang ingin disampaikan kepada komunikan hendaknya disesuaikan dengan situasi serta kondisi komunikan.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah kerangka pengetahuan (frame of reference) dan cakupan pengalaman (field of experience) yang dimiliki oleh komunikan. Pesan yang dikemas dan disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan kerangka pengetahuan serta cakupan pengalaman yang dimiliki oleh komunikan agar komunikasi yang dilancarkan menemui keberhasilan.
6. Efek (Effect)
Efek atau dampak komunikasi adalah dampak yang dihasilkan dari adanya proses komunkasi. Dampak ini bisa berupa terjadinya perubahan pengetahuan, sikap atau perilaku. Bila efek komunikasi sesuai dengan yang diharapkan maka komunikasi dapat dikatakan berhasil. Tetapi apabila tidak, maka komunikasi tersebut mengalami kegagalan.
Pada umumnya, untuk menggambarkan suatu proses komunikasi digunakan sebuah model komunikasi agar mudah dipahami.

Tingkatan Proses Komunikasi

Menurut Dennis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (1987 : 6-7), tingkatan proses komunikasi merujuk pada tingkatan organisasi sosial dimana komunikasi tersebut terjadi. Setiap tingkatan meliputi berbagai permasalahan, serangkaian kenyataan dan teori masing-masing. Dalam masyarakat, terdapat enam tingkatan proses komunikasi, yaitu :
  • Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal atau intrapribadi atau self communication adalah proses pengolahan informasi yang meliputi sensasi, persepsi, memori dan berpikir. Dalam proses komunikasi intrapersonal, rangsangan yang berupa informasi diterima, diolah, disimpan, dan dihasilkan kembali. Proses pengolahan informasi ini dapat berdampak pada pengetahuan, pendapat maupun sikap.
  • Interpersonal
Pada komunikasi interpersonal, fokus perhatian sebagian besar ditujukan pada bentuk wacana, pola interaksi, wujud afiliasi, pengendalian dan hierarki, penentuan norma-norma, penetapan batas, pengaruh dan difusi. proses informasi dan pada hubungan timbal balik dengan lingkungan.
  • Intragroup atau Dalam Kelompok
Yang menjadi fokus perhatian komunikasi intragroup sama dengan komunikasi interpersonal yaitu pada bentuk wacana, pola interaksi, wujud afiliasi, pengendalian dan hierarki, penentuan norma-norma, penetapan batas, pengaruh dan difusi. proses informasi dan pada hubungan timbal balik dengan lingkungan.
  • Intergroup atau Antar Kelompok atau Asosiasi
Pada komunikasi intergroup, fokus perhatian dititikberakan pada keterlibatan secara sukarela, interaksi, kerjasama dan pembetukan norma-norma serta standar.
  • Organisasi atau Institusi
Pada komunikasi organisasi fokus perhatian dititikberatkan pada usaha mengendalikan dan melakukan efisiensi transmisi. adalah komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi.
  •  Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan salah satu proses komunikasi yang lebih luas. Komunikasi massa dapat diidentifikasi melalui karakteristik yang khas dari institusionalnya.

Etimologi Komunikasi

Person, et.al (2000 : 10) dalam buku Human Communication, menyatakan bahwa komunikasi berasal dari kata “communicare” yang memiliki arti “untuk membuat kesamaan” atau “untuk berbagi”. Dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan maksud tercapainya kesamaan makna. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat berupa bahasa baik bahasa verbal maupun non verbal.

Komunikasi sebagai Ilmu Sosial

Komunikasi sebagai bidang studi ilmu sosial harus memenuhi beberapa kriteria tertentu. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Departemen Komunikasi Univeritas Hawaii, kriteria yang dimaksud adalah berlandaskan teori, analisis kuantitatif atau empiris, dan memiliki tradisi yang diakui.
Pemahaman mengenai dasar komunikasi, teori komunikasi, struktur komunikasi serta perkembangan strategi komunikasi untuk tujuan sosial berikutnya sangat diperlukan guna membuktikan bahwa komunikasi adalah sebuah ilmu.
Ilmu komunikasi adalah ilmu sosial yang didalamnya mencakup komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, komunikasi antar budaya, dan lain-lain.

Manfaat Mempelajari Komunikasi
Komunikasi memegang peranan yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Karena itu mempelajari teori komunikasi maupun penerapannya sangatlah penting. Komunikasi yang efektif dapat membantu kita untuk mengatasi permasalahan yang kita hadapi dalam kehidupan profesional dan memperbaiki hubungan antar manusia.
Para ahli meyakini bahwa akar dari berbagai permasalahan yang ada dalam kehidupan kita adalah karena buruknya komunikasi. Komunikasi yang efektif adalah solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut dan bahkan dapat mencegah permasalahan yang timbul. Untuk itu, kita sangat perlu mempelajari komunikasi secara komprehensif karena sangat bermanfaat bagi kehidupan kita.
Person, et.al dalam bukunya Human Communication (2000) menyatakan, setidaknya terdapat 7 (tujuh) manfaat yang akan kita peroleh dengan mempelajari komunikasi, yaitu :
1. Memperbaiki cara pandang terhadap diri sendiri
Mempelajari komunikasi membuat kita belajar untuk lebih mengenal diri sendiri. Proses pembelajaran ini dapat kita peroleh melalui komunikasi intrapersonal maupun berinteraksi dengan orang lain. Dengan mengetahui bagaimana komunikasi memberikan efek terhadap persepsi mengenai diri sendiri, dapat menuntun kita untuk lebih bisa menghargai diri sendiri.
Selain itu, mempelajari keterampilan berkomunikasi juga dapat memperbaiki cara pandang kita terhadap diri kita sendiri. Berbagai studi menunjukkan bahwa komunikasi yang secara efektif dilakukan dalam berbagai situasi dapat membantu pembentukan kepercayaan diri.
Dengan kata lain, keberhasilan kita dalam melakukan interaksi dengan oran lain dalam berbagai situasi sosial dan pencapaian kita dalam dunia professional akan dapat menuntun kita pada perasaan yang positif terhadap diri sendiri.
2. Memperbaiki cara pandang orang lain terhadap diri
Pada umumnya, setiap orang lebih menyukai berkomunikasi dengan orang lain yang dapat juga berkomunikasi dengan baik. Apabila kita berkomunikasi dengan orang yang memiliki kompetensi, maka kita juga akan tergerak untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Semakin kita dipandang memiliki kompetensi yang mumpuni, maka orang lain pun akan datang untuk berinteraksi dengan kita.
3. Meningkatkan pengetahuan mengenai hubungan antar manusia
Komunikasi tidak hanya mempelajari tentang bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain, tetapi juga tentang bagaimana kita membangun hubungan dengan orang lain dan jenis komunikasi yang sesuai dengan situasi yang ada. Melalui hubungan antar manusia seperti pertemanan, hubungan keluarga, dan hubungan dalam suatu komunitas, kita belajar tentang kepercayaan, kedekatan, dan hubungan timbal-balik.
4. Mengajarkan keterampilan yang penting dalam kehidupan
Mempelajari komunikasi adalah mempelajari berbagai macam keterampilan yang akan digunakan oleh setiap orang dalam satu fase dalam kehidupannya. Keterampilan itu adalah kemampuan dalam berpikir kritis, kemampuan dalam melakukan pemecahan masalah, kemampuan dalam mengatasi konflik, kemampuan dalam membangun sebuah tim, kemampuan dalam literasi media, dan public speaking.
5. Membantu kita untuk melatih kebebasan berpendapat yang dijamin konstitusi
Di beberapa negara demokrasi, tak terkecuali Indonesia, kebebasan memperoleh informasi, kebebasan berpendapat dan kebebasan berbicara di depan umum dijamin dan diatur oleh konstitusi. Dengan derasnya arus informasi yang ada, kita dapat mengetahui berbagai macam isu hangat yang sedang terjadi dan kita dapat membahasnya dengan orang lain. Tidak hanya itu, kita juga dapat mendiskusikannya dalam suatu forum terbuka atau pun melalui media massa. Kita juga dapat mengkritisi berbagai informasi atau pesan yang kia peroleh dari orang lain.
6. Membantu kita meraih kesuksesan secara professional
Sebagai seorang yang berlatar belakang pendidikan komunikasi, kita akan dapat meraih berbagai macam pekerjaan yang diinginkan. Beberapa profesi memerlukan keterampilan berkomunikasi misalnya public relation (oral communication).
7. Membantu kita untuk meningkatkan kemampuan berbahasa
Mempelajari bahasa asing atau bahasa daerah lokal dapat membantu kita berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda bahasa dan budaya. Apabila hal ini ditopang dengan pemahaman konsep-konsep komunikasi dasar dan menerapkannya dalam interaksi kita dengan orang lain yang berbeda bahasa dan budaya, maka kemampuan berbahasa kita dengan sendirinya dapat berkembang.
Demikianlah gambaran singkat mengenai pengantar ilmu komunikasi yang dirangkum dari beberapa sumber. Semoga dengan memahami pengantar ilmu komunikasi dapat memperkaya wawasan mengenai ilmu komunikasi.

10 Tips Memotret Kreatif Foto Selfie

Mungkin sebagian orang beranggapan memotret selfie adalah perbuatan yang sia-sia atau tampak konyol, namun jika anda hobi memotret, ada baiknya anda mulai melakukan kegiatan selfie ini. Memotret potret diri bisa sangat bermanfaat karena anda belajar bagaimana untuk mengarahkan orang saat dipotret. Karena cara terbaik mengarahkan orang untuk berpose adalah dengan menunjukkan kepada mereka apa yang anda inginkan.

Walaupun demikian memotret selfie atau self-portrait memiliki kesulitan tertentu, karena anda harus berpose sekaligus memotret. Tidak jarang harus bolak-balik melihat kamera untuk mengecek hasil foto apakah sudah sesuai dengan keinginan atau tidak. Tentu jika orang lain yang memotret bukan lagi disebut foto selfie. Namun demikian, ini sepadan untuk dilakukan. 
Berikut 10 tips dari komunitas Fotodroids bagaimana ber-selfie menggunakan kamera smartphone yang kreatif:

1. Jangan Lupakan Komposisi
Komposisi tidak hanya berlaku dalam memotret landscape, namun juga berlaku dalam memotret diri. Rule of third, diagonal, similarity, bahkan framing. Anda harus perhatikan hal-hal tersebut sebelum memulai memotret diri. Kebanyakan dari kita akan berpose persis di tengah frame atau di death center. Kalau tidak ada alasan yang cukup kuat, sebaiknya anda berpose di samping atau pojok frame. Selfie yang bagus tidak saja menunjukan wajah anda namun juga background lokasi foto.  

2. Dress Up

Yup, tidak ada salahnya anda tampil rapih dan berpakaian khusus untuk berselfie. Saat ini tidak sedikit profile sosial media kita dilihat sebagai bagian dari resume pekerjaan, khususnya perusahaan asing, sehingga tidak ada salahnya jika anda berpakaian khusus dalam membuat foto selfie. Anda dapat menggunakannya juga untuk menciptakan tema khusus.

3. Gunakan Properties

Kadang tidak berhenti dengan pakaian saja, namun juga gunakan elemen atau properties yang menarik seperti payung warna-warni, bando, dsb. Anda juga bisa menggunakan atribut dari hobi anda, karena ini memberikan personaliti dan emosi ke dalam foto selfie. 

4. Selfie Tidak Selalu Foto Wajah
Narsis memang sudah menjadi kebutuhan dewasa ini, namun foto selfie bukan selalu tentang wajah. Foto anatomi bagian tubuh anda pun termasuk dari foto selfie. Anda bisa memadukannya bersama dengan aksesoris yang sudah menjadi 'identitas' diri. Contohnya seperti permen karet yang sudah menjadi identitas Lupus, atau cangkok tembakau yang menjadi ciri khas dari Sherlock Holmes.

5. Crop Selfie

Dari pada menampilkan foto wajah yang utuh, coba untuk mengcrop-nya, atau merotasi dan menampilkan sebagian wajah. Intinya jangan monoton hanya dengan menampilkan seluruh wajah anda dalam foto selfie. Ciptakan kesan foto yang misterius, menarik, sekaligus eksploratif.



6. Tidak harus selalu tersenyum.

Self-portrait berbicara mengenai menampilkan emosi manusia ke dalamnya, dan emosi manusia tidak sebatas hanya senyum dan tertawa. Anda dapat berpose ekspresi emosi seperti marah, sedih, bingung, kaget, dsb. 
Latihan yang baik untuk ini adalah anda dapat membuatnya dalam satu kolase foto berbagai ekspresi wajah. Menarik bagaimana melihat ekspresi diri sendiri. Ini juga melatih anda bagaimana tampil alami di depan kamera tanpa terlihat canggung. Selain itu ini juga sangat berguna nantinya saat anda harus mengarahkan orang lain dalam memotret.

7. Gunakan Objek Reflektif

Sebagai penggemar selfie pasti sudah tidak asing dengan cermin, namun selain cermin anda dapat brmain dengan objek reflektif lain seperti perkakas dapur, kaca mata, dan hal menarik lainnya yang bisa anda temui dan gunakan. Intinya adalah mencipatakan sesuatu yang kreatif dan tidak monoton. 

8. Eksplorasi Dengan Kamera Depan dan Belakang

Beberapa smartphone dewasa ini hadir dengan dua kamera, yaitu kamera utama (di belakang HP) dan kamera sekunder (di depan HP) yang biasanya diperuntukan untuk melakukan panggilan video (video call). Karena tantangan memotret selfie yang dilakukan sendiri, tidak jarang kamera depan digunakan untuk memotret selfie.
Sering kita menemukan sudut lensa yang berbeda antara kamera depan dengan belakang (utama). Contohnya seperti pada HTC One yang memiliki kamera depan dengan sudut yang lebih lebar. Namun sebaliknya sering kali kendalanya adalah kamera depan memiliki pixel dan kualitas yang lebih rendah dibandingkan kamera utama. 
Untuk itu cobalah untuk bereksperimen menggunakan kedua kamera ini, dan temukan situasi-situasi mana saja yang lebih baik menggunakan kamera utama atau sekunder.

9. Gunakan Timer / Shutter Release

sering kali keterbatasan dalam bereksplorasi dengan foto self-portraiture adalah jangkauan lengan yang terbatas. Sedangkan jika meminta bantuan orang lain, selain canggung, tentu sudah tidak dapat lagi disebut foto selfie. Solusinya anda dapat menggunakan mode timer. Tentunya ini perlu ditunjang dengan tripod atau bantuan kursi, meja, dan benda-benda lain yang bisa digunakan sebagai pengganti fungsi tripod. 
Solusi lain itu anda dapat menggunakan remote shutter release. Beberapa smartphone memungkinkan penggunaan handsfree-nya sebagai shutter release (biasanya dengan menekan tombol volume), beberapa smartphone juga dapat terhubung dengan handsfree bluetooth untuk shutter release (biasanya double click pada tombol bicara atau volume). Bahkan ada beberapa smartphone yang menyediakan aksesoris khusus untuk keperluan shutter release, misalnya Oppo N1 dengan o-click nya. Ini sangan membantu sekali dalam membuat selfie yang kreatif.




10. Membuat Tema

Tantang diri anda sendiri dengan membuat sebuah tema selfie series yang menarik. Anda bisa membuat tema atau bercerita dengan foto-foto selfie anda. Intinya adalah untuk menjadi kreatif dan tidak berhenti dalam foto-foto yang monoton. Tujuan dari selfie atau self-portrait bukan sekedar memotret, tapi mendokumentasikan diri dan bercerita.