Sabtu, 08 Februari 2020

PERAN BAHASA JURNALISTIK BAGI CITIZEN JORNALISM


PERAN BAHASA JURNALISTIK BAGI CITIZEN JORNALISM
RINI WIDIARTI
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Institut Agama Islam Negeri Curup
Jl. AK. Gani No. 01 Kel. Dusun Curup
No. Telp./HP.0732-21010

ABSTRAK
Kita sering atau bahkan, setiap hari membaca surat kabaar, tabloid, dan majalah ataupun berita di portal berita media online.Kita sering atau bahkan setiap hari mendengrakan siaran radio. Kita disuguhi berbagai informasi yang membahagiakan sekaligus informasi yang menyakitkan.
Kita kerap terhanyut, seperti mengalami sendiri bagaimana fenomena dan peristiwa secara langsung. Ada saatnya kita tertawa. Tetapi ada saatnya pula kita merasa sedih dan nestapa. Semua ini terjadi karena kekuatan dahsyat bahasa jurnalistik. Jika memang demikian lantas apa sebenarnya yang disebut dan diamksud dengan Bahasa Jurnalistik? Aapakah benar sinyalemen sebagian budayawan yang menilai bahasa jurnalistik telah menjadi corong kaum kapitalis media massa global? Dan lantas apakah Citizen Journalism sudah menerapkan Bahasa Jurnalistik
Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada khalayak atau publik, jelas tidaknya informasi sangat ditentukan oleh benar tidaknya bahasa yang dipakai.

Kata kunci: Bahasa, Bahasa Jurnalistik




A.    PENDAHULUAN
Kita sering atau bahkan, setiap hari membaca surat kabaar, tabloid, dan majalah ataupun berita di portal berita media online.Kita sering atau bahkan setiap hari mendengrakan siaran radio. Kita disuguhi berbagai informasi yang membahagiakan sekaligus informasi yang menyakitkan.
Kita kerap terhanyut, seperti mengalami sendiri bagaimana fenomena dan peristiwa secara langsung.
Ada saatnya kita tertawa. Tetapi ada saatnya pula kita merasa sedih dan nestapa. Semua ini terjadi karena kekuatan dahsyat bahasa jurnalistik. Jika memang demikian lantas apa sebenarnya yang disebut dan diamksud dengan Bahasa Jurnalistik? Aapakah benar sinyalemen sebagian budayawan yang menilai bahasa jurnalistik telah menjadi corong kaum kapitalis media massa global? Dan lantas apakah Citizen Journalism sudah menerapkan Bahasa Jurnalistik
Daryl L, Frazel dan George Tuck, dua pakar pers Amerika mengungkapkan pembaca berharap, apa yang dibacanya dalam media massa adalah yang bisa dimengerti tanpa bantuan pengetahuan khusus. Bahasa berita atau laporan surat kabar, tabloid, majalah, radio, televisidan media online internet yang tidak akrab dimata, telinga, dan benak khalayak, tidak layak disebut bahasa jurnalistik.
Secara sepintas, walau belum sampai pada tingkatan definisi. Kita sudh mengetahui apa yang disebut dan dimaksud bahasa jurnalistik. Secara etimologi, jurnalistik berasal daru kata journ dalam bahasa prancis , journ berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Djen Amar menekankan, jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya .
Penjelasan mengenai Citizen Journalism (Jurnalisme Warga) disampaikan oleh Bowman dan Willis (2003) yaitu tindakan yang dilakukan oleh warga baik individu ataupun kelompok yang berperan aktif dalam proses mengumpulkan, melaporkan, menganalisa dan menyebarkan berita dan informasi.
Allan (2013) kemudian menambahkan bahwa siapa saja dengan posel yang terhubung dengan internet di wkatu dan tempat kejadian berita maka dapat disebut jurnalis. Secara lebih sederhana inferensi dari kedua  pengertian tersebut adalah warga yang dulu hanya sebagai penngkonsumsi berita, namun sekarang mereka dapat menjadi pemilik informasi yang dibagikan kepada banyak orang pergeseran peran dari hanya sekedar pengsonsumsi menjadi sumber berita itu sendiri dimotori oleh perkembangan media yang memfasilitasi dan mengakomodasi penyampaian berita (citizen media).

B.     LANDASAN TEORI
Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa yang berfungsi sebagai pemberi informasi kepada publik atau dapat diartikan sebagai bahasa komunikasi pengantar pemeberitaan yang biasa digunakan media cetak dan elektronik. Bahasa jurnalistik harus menggunakan bahasa baku, atau dengan kata lain harus sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Selain itu, bahasa jurnalistik juga harus mudah dipahami oleh pembacanya, karena pembaca tidak punya cukup banyak waktu untuk memahami kata-kata yang sulit.
Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada khalayak atau publik, jelas tidaknya informasi sangat ditentukan oleh benar tidaknya bahasa yang dipakai. Untuk itu, dunia pers atau jurnalistik sebagai pemberi informasi kepada publik harus menggunakan bahasa yang baik dan benar agar khalayak atau publik dapat memahami maksud yang ingin disampikan. Berbeda dengan bahasa percakapan atau ragam bahasa lainnya yang sering bersifat asosialakulturalegois, dan elitis, bahasa jurnalistik justru sangat demokratis dan populis, karena dalam bahasa jurnalistik tidak mengenal kasta, tingkat, maupun pangkat.Sebagai contoh, jika dalam bahasa percakapan menyebut “Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono”, sedangkan dalam bahasa jurnalistik hanya ditulis “Susilo Bambang Yudhoyono”. Artinya, semua diperlakukan sama, tidak ada yang diistimewakan atau ditinggikan derajat kelas sosialnya.Sejauh ini bahasa jurnalistik mulai beragam digunakanuntuk menulis berita ekonomipolitik ataupun tajuk rencana, disesuaikan dengan angle tulisan, sumber berita, dan keterbatasan media massa (ruang dan waktu).
A.M Dewabrata menegaskan bahwa maksud pernyataan bahasa jurnalistik sebagai ragam Bahasa Indonesia bagi wartawan dalam menulis berita, merujuk kepada pengertian umum yang membedakan dengan ragam lainnya yang dapat dibedakandalam bentuk kalimatklausafrasadiksi ataukata-kata. Untuk itu, pers berkualitas senantiasa menjaga reputasi dan wibawanya di mata khalayak atau publik, antara lain dengan senantiasamenghindari penggunaan diksi atau kata yang diasumsikan tidak sopan, vulgar, atau mengumbar selera rendah.
Dalma perannya Bahasa itu sendiri mempunyai fungsi utama antara lain
·         Alat untuk menyatakan ekspresi diri
·         Alat komunikasi
·         Alat mengadakan control sosial
·         Fungsi pemersatu
·         Fungsi pemberi kekhasan
·         Fungsi pembawa kewibawaan
Dalam prakteknya dilapangan masih banyak dari beberapa Jurnalism Warga yang belum paham akan bahasa Jurnalistik, hal itu tentu saja harus kita maklumi karena tidak semua jurnalisme warga (citizen Journalism) paham akan bentuk dan karakteristik Bahasa Jurnalistik itu sendiri. Karena tidak semua journalism warga orang-orang yang memiliki latar pendidikan yang baik.
Hal ini tentunya menjadi problema tersendiri karena pada dasarnya bahasa dalam berita haruslah jelas, singkat dan padat, tetapai kenyataannya banyak bahasa yang digunakan oleh jurnlaism warga yang tidak sesuai dengan EYD ( Ejaan Yang Disempurnakan).
Lantas bagaimana karakteristik dari bahasa jurnalistik itu sendiri.
C.     HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik bahasa jurnalistik
Secara spesifik, bahasa juralistikdapat dibedakanmenurut bentuknya, yaitu bahasa jurnalistik surat kabar, bahasa jurnalistik tabloid, bahasajurnalistik majalah,bahasa jurnalistik radio,bahasa jurnalistik televisi, bahasa jurnalistik media online internet. Berikut karakteristik bahasa jurnalistik:
1.      Sederhana
Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling bamyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan psikografisnya.
2.      Singkat
Berarti langsung ke pokok masalah ( To The Poin) ruangan atau kampling yang tersedia pada kolom-kolom halaman surat kabar, tabloid, majalah sangat terbatas, sementara isinya banyak dan beraneka ragam. Pesan yang disampaikan tidak boleh bertentnagan dengan fiolosofi fungsi, dan karakteristik pers.
3.      Padat
Padat dalam bahasa jurnalistik berarti sarat informasi. Setiap kalimat dan paragraph yang ditulis membuat banyak informasi penting dan menarik khalayak untuk pembaca.
4.      Lugas
Lugas berarti tegas tidak ambigu sekaligus menghindari eufemisme atau penghalusan kata dalam kalimat yang bisa membingungkan khalayak pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi.
5.      Jelas
Berarti mudah ditangkap maksudnya susunan kata dan kalimatnya sesuai dengan kaidah-kaidah subjek, objek, predikat, keterangan jelas sasaran atau maksudnya.
6.      Jernih
Dalam pendekatan analisis wacana, kata dan kalimat yang jernih berarti kata dan kalimat yang tidak memiliki agenda tersembunyi di balik pemuatan suatu berita atau laporan kecuali fakta, kebenaran, kepentingan publik.
7.      Menarik
Artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera membaca.
8.      Demokratis
Berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang disapa.
9.      Populis
Berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang terdapat dalam karya-karya jurnalistik harus akrab ditelinga, dimata, dan dibenak pikiran khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.
10.  Logis
Kata,istilah, kaliamt,atauparagraph jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat (common sense).
11.  Gramatikal
Bahasa jurnalistik mengikuti kaidah tata bahasa baku
12.  Mengindari kata tutur
Kata tutur ialah kata-kata yang biasa digunakan sehari-hari secara informal.
13.  Menghindari kata dan istilah asing
14.  Pilihan kata diksi yang tepat
15.  Mengutamakan kalimat aktif
16.  Menghindari kata atau istilah teknis
17.  Tunduk kepada kaidah etika
D.    KESIMPULAN
Tidak diragukan lagi bahwasanya perkembangan teknologi berpengaruh pula terhadap SDM nya. Dulu masyarakat hanya menjadi pengkonsumsi dari sebuah berita namun sekarang bisa menjadi sumber berita itu sendiri . masyarakat diberi kesempatan untuk menyatakan ekspresi diri melalui berita yang mereka publish dan tentunya dalam hala ini peran bahasa jurnalistik masih belum di praktekan di lapangan.
Seorang Citizen Journalism harus mampu memahami dengan baik mengenai bahasa jurnalistik agar berita yang disampaikan jelas dan mudah dimengerti.













DAFTAR PUSTAKA
Anwar.Rosihan. Bahasa Jurnalistik dan komposisi. Jakarta: Pradnya Paramita, 1991
Komalasari, Bakti, Jurnalistik: Bengkulu, LP2 STAIN CURUP, 2010
Sumadiria, AS Haris, Bahasa Jurnalistik:Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2006.
Sumadiria. AS Haris. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung, Simbiosa Rekatama  Media, 2005



Tidak ada komentar: