Sabtu, 08 Februari 2020

PERAN BAHASA JURNALISTIK BAGI CITIZEN JORNALISM


PERAN BAHASA JURNALISTIK BAGI CITIZEN JORNALISM
RINI WIDIARTI
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Institut Agama Islam Negeri Curup
Jl. AK. Gani No. 01 Kel. Dusun Curup
No. Telp./HP.0732-21010

ABSTRAK
Kita sering atau bahkan, setiap hari membaca surat kabaar, tabloid, dan majalah ataupun berita di portal berita media online.Kita sering atau bahkan setiap hari mendengrakan siaran radio. Kita disuguhi berbagai informasi yang membahagiakan sekaligus informasi yang menyakitkan.
Kita kerap terhanyut, seperti mengalami sendiri bagaimana fenomena dan peristiwa secara langsung. Ada saatnya kita tertawa. Tetapi ada saatnya pula kita merasa sedih dan nestapa. Semua ini terjadi karena kekuatan dahsyat bahasa jurnalistik. Jika memang demikian lantas apa sebenarnya yang disebut dan diamksud dengan Bahasa Jurnalistik? Aapakah benar sinyalemen sebagian budayawan yang menilai bahasa jurnalistik telah menjadi corong kaum kapitalis media massa global? Dan lantas apakah Citizen Journalism sudah menerapkan Bahasa Jurnalistik
Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada khalayak atau publik, jelas tidaknya informasi sangat ditentukan oleh benar tidaknya bahasa yang dipakai.

Kata kunci: Bahasa, Bahasa Jurnalistik




A.    PENDAHULUAN
Kita sering atau bahkan, setiap hari membaca surat kabaar, tabloid, dan majalah ataupun berita di portal berita media online.Kita sering atau bahkan setiap hari mendengrakan siaran radio. Kita disuguhi berbagai informasi yang membahagiakan sekaligus informasi yang menyakitkan.
Kita kerap terhanyut, seperti mengalami sendiri bagaimana fenomena dan peristiwa secara langsung.
Ada saatnya kita tertawa. Tetapi ada saatnya pula kita merasa sedih dan nestapa. Semua ini terjadi karena kekuatan dahsyat bahasa jurnalistik. Jika memang demikian lantas apa sebenarnya yang disebut dan diamksud dengan Bahasa Jurnalistik? Aapakah benar sinyalemen sebagian budayawan yang menilai bahasa jurnalistik telah menjadi corong kaum kapitalis media massa global? Dan lantas apakah Citizen Journalism sudah menerapkan Bahasa Jurnalistik
Daryl L, Frazel dan George Tuck, dua pakar pers Amerika mengungkapkan pembaca berharap, apa yang dibacanya dalam media massa adalah yang bisa dimengerti tanpa bantuan pengetahuan khusus. Bahasa berita atau laporan surat kabar, tabloid, majalah, radio, televisidan media online internet yang tidak akrab dimata, telinga, dan benak khalayak, tidak layak disebut bahasa jurnalistik.
Secara sepintas, walau belum sampai pada tingkatan definisi. Kita sudh mengetahui apa yang disebut dan dimaksud bahasa jurnalistik. Secara etimologi, jurnalistik berasal daru kata journ dalam bahasa prancis , journ berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Djen Amar menekankan, jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya .
Penjelasan mengenai Citizen Journalism (Jurnalisme Warga) disampaikan oleh Bowman dan Willis (2003) yaitu tindakan yang dilakukan oleh warga baik individu ataupun kelompok yang berperan aktif dalam proses mengumpulkan, melaporkan, menganalisa dan menyebarkan berita dan informasi.
Allan (2013) kemudian menambahkan bahwa siapa saja dengan posel yang terhubung dengan internet di wkatu dan tempat kejadian berita maka dapat disebut jurnalis. Secara lebih sederhana inferensi dari kedua  pengertian tersebut adalah warga yang dulu hanya sebagai penngkonsumsi berita, namun sekarang mereka dapat menjadi pemilik informasi yang dibagikan kepada banyak orang pergeseran peran dari hanya sekedar pengsonsumsi menjadi sumber berita itu sendiri dimotori oleh perkembangan media yang memfasilitasi dan mengakomodasi penyampaian berita (citizen media).

B.     LANDASAN TEORI
Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa yang berfungsi sebagai pemberi informasi kepada publik atau dapat diartikan sebagai bahasa komunikasi pengantar pemeberitaan yang biasa digunakan media cetak dan elektronik. Bahasa jurnalistik harus menggunakan bahasa baku, atau dengan kata lain harus sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Selain itu, bahasa jurnalistik juga harus mudah dipahami oleh pembacanya, karena pembaca tidak punya cukup banyak waktu untuk memahami kata-kata yang sulit.
Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada khalayak atau publik, jelas tidaknya informasi sangat ditentukan oleh benar tidaknya bahasa yang dipakai. Untuk itu, dunia pers atau jurnalistik sebagai pemberi informasi kepada publik harus menggunakan bahasa yang baik dan benar agar khalayak atau publik dapat memahami maksud yang ingin disampikan. Berbeda dengan bahasa percakapan atau ragam bahasa lainnya yang sering bersifat asosialakulturalegois, dan elitis, bahasa jurnalistik justru sangat demokratis dan populis, karena dalam bahasa jurnalistik tidak mengenal kasta, tingkat, maupun pangkat.Sebagai contoh, jika dalam bahasa percakapan menyebut “Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono”, sedangkan dalam bahasa jurnalistik hanya ditulis “Susilo Bambang Yudhoyono”. Artinya, semua diperlakukan sama, tidak ada yang diistimewakan atau ditinggikan derajat kelas sosialnya.Sejauh ini bahasa jurnalistik mulai beragam digunakanuntuk menulis berita ekonomipolitik ataupun tajuk rencana, disesuaikan dengan angle tulisan, sumber berita, dan keterbatasan media massa (ruang dan waktu).
A.M Dewabrata menegaskan bahwa maksud pernyataan bahasa jurnalistik sebagai ragam Bahasa Indonesia bagi wartawan dalam menulis berita, merujuk kepada pengertian umum yang membedakan dengan ragam lainnya yang dapat dibedakandalam bentuk kalimatklausafrasadiksi ataukata-kata. Untuk itu, pers berkualitas senantiasa menjaga reputasi dan wibawanya di mata khalayak atau publik, antara lain dengan senantiasamenghindari penggunaan diksi atau kata yang diasumsikan tidak sopan, vulgar, atau mengumbar selera rendah.
Dalma perannya Bahasa itu sendiri mempunyai fungsi utama antara lain
·         Alat untuk menyatakan ekspresi diri
·         Alat komunikasi
·         Alat mengadakan control sosial
·         Fungsi pemersatu
·         Fungsi pemberi kekhasan
·         Fungsi pembawa kewibawaan
Dalam prakteknya dilapangan masih banyak dari beberapa Jurnalism Warga yang belum paham akan bahasa Jurnalistik, hal itu tentu saja harus kita maklumi karena tidak semua jurnalisme warga (citizen Journalism) paham akan bentuk dan karakteristik Bahasa Jurnalistik itu sendiri. Karena tidak semua journalism warga orang-orang yang memiliki latar pendidikan yang baik.
Hal ini tentunya menjadi problema tersendiri karena pada dasarnya bahasa dalam berita haruslah jelas, singkat dan padat, tetapai kenyataannya banyak bahasa yang digunakan oleh jurnlaism warga yang tidak sesuai dengan EYD ( Ejaan Yang Disempurnakan).
Lantas bagaimana karakteristik dari bahasa jurnalistik itu sendiri.
C.     HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik bahasa jurnalistik
Secara spesifik, bahasa juralistikdapat dibedakanmenurut bentuknya, yaitu bahasa jurnalistik surat kabar, bahasa jurnalistik tabloid, bahasajurnalistik majalah,bahasa jurnalistik radio,bahasa jurnalistik televisi, bahasa jurnalistik media online internet. Berikut karakteristik bahasa jurnalistik:
1.      Sederhana
Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling bamyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan psikografisnya.
2.      Singkat
Berarti langsung ke pokok masalah ( To The Poin) ruangan atau kampling yang tersedia pada kolom-kolom halaman surat kabar, tabloid, majalah sangat terbatas, sementara isinya banyak dan beraneka ragam. Pesan yang disampaikan tidak boleh bertentnagan dengan fiolosofi fungsi, dan karakteristik pers.
3.      Padat
Padat dalam bahasa jurnalistik berarti sarat informasi. Setiap kalimat dan paragraph yang ditulis membuat banyak informasi penting dan menarik khalayak untuk pembaca.
4.      Lugas
Lugas berarti tegas tidak ambigu sekaligus menghindari eufemisme atau penghalusan kata dalam kalimat yang bisa membingungkan khalayak pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi.
5.      Jelas
Berarti mudah ditangkap maksudnya susunan kata dan kalimatnya sesuai dengan kaidah-kaidah subjek, objek, predikat, keterangan jelas sasaran atau maksudnya.
6.      Jernih
Dalam pendekatan analisis wacana, kata dan kalimat yang jernih berarti kata dan kalimat yang tidak memiliki agenda tersembunyi di balik pemuatan suatu berita atau laporan kecuali fakta, kebenaran, kepentingan publik.
7.      Menarik
Artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera membaca.
8.      Demokratis
Berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang disapa.
9.      Populis
Berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang terdapat dalam karya-karya jurnalistik harus akrab ditelinga, dimata, dan dibenak pikiran khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.
10.  Logis
Kata,istilah, kaliamt,atauparagraph jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat (common sense).
11.  Gramatikal
Bahasa jurnalistik mengikuti kaidah tata bahasa baku
12.  Mengindari kata tutur
Kata tutur ialah kata-kata yang biasa digunakan sehari-hari secara informal.
13.  Menghindari kata dan istilah asing
14.  Pilihan kata diksi yang tepat
15.  Mengutamakan kalimat aktif
16.  Menghindari kata atau istilah teknis
17.  Tunduk kepada kaidah etika
D.    KESIMPULAN
Tidak diragukan lagi bahwasanya perkembangan teknologi berpengaruh pula terhadap SDM nya. Dulu masyarakat hanya menjadi pengkonsumsi dari sebuah berita namun sekarang bisa menjadi sumber berita itu sendiri . masyarakat diberi kesempatan untuk menyatakan ekspresi diri melalui berita yang mereka publish dan tentunya dalam hala ini peran bahasa jurnalistik masih belum di praktekan di lapangan.
Seorang Citizen Journalism harus mampu memahami dengan baik mengenai bahasa jurnalistik agar berita yang disampaikan jelas dan mudah dimengerti.













DAFTAR PUSTAKA
Anwar.Rosihan. Bahasa Jurnalistik dan komposisi. Jakarta: Pradnya Paramita, 1991
Komalasari, Bakti, Jurnalistik: Bengkulu, LP2 STAIN CURUP, 2010
Sumadiria, AS Haris, Bahasa Jurnalistik:Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2006.
Sumadiria. AS Haris. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung, Simbiosa Rekatama  Media, 2005



Upaya Pengembangan Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah


Upaya Pengembangan Bahasa Indonesia
Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah
Oleh :
M Reza Cyrus Pahlevi (17521016)

Abstrak
Sebagaimana kita ketahui, perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini sangat pesat. Oleh sebab itu, hal tersebut barus dibarengi pengembangan pola berpikir dan sarana yang dipergunakannya. Bahasa merupakan salah satu sarana utama untuk berpikir dan juga untuk mengkomunikasikan ide secara ilmiah. Untuk di Indonesia, salah,satusarana tersebut adalah bahasa Indonesia. Dengan demikian, upaya pengembanganbahasaIndonesia,perlusekali.
            Dalam upaya pengembangan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi ilmiah,adaduamasalahutamayangharusdigarap,yaitu:
(l)Masalahkosakata(termasukistilah)dan
(2) Masalah kaidah-kaidah bahasa (termasuk tata bentukan, kalimat, dan paragraf). Pengembangan Kosa kata/istilah bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa cara,antaralain: :
(l) Dengan pembentukan atau penciptaan kata atau istilah,
(2)Denganpenerjemahan,dan
(3)Denganpemungutan.
Untuk penerjemahan dan pemungutan, keselarasan, dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesiaharusdiperhatikan
Dalam pengembangan kaidah,ada dua hal yang harus digarap yaitu
(1)Masalahtatabentukankatadan
(2) Masalah tata kalimat dan paragraf. Pengembangan kaidah tata bentukan harus memperhatikan fungsi dan makna setiap afiks yang dipergunakan, cara pembentukan kata, dan bentuk, dasar yang ada. Sedangkan pengembangan tata kalimat harus
diarahkan pada bangun kalimat efektif dan pengembangan paragraph harus berlandaskan logika dan penalaran berpikir ilmiah. Di samping itu, ketaatan dan kedisiplinan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sangat diperlukan karena adakalanya pemakai bahasa Indonesia itu telah mengerti kaidah yang benar, tetapiengganmenggunakannya.

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Setiap masyarakat atau individu di Indonesia menggunakan bermacam-macam bahasa yang di miliki di setiap daerah untuk berkomunikasi, agar komunikasi yang dilakukan berjalan dengan lancar. Maka diperlukan pemahaman bahasa dan harus menguasai bahasa tersebut. Sebagai jembatan untuk saling mengerti sebagai kesatuan berbangsa Satu dan bertanah air satu maka bahasa Indonesia dipilih sebagai Bahasa pemersatu. Hal itu melatarbelakangi disusunnya artikel sederhana ini, dengan tujuan untuk mengetahui apakah arti bahasa, posisi bahasa sebagai sarana berfikir ilmiah, serta kelebihan dan kekurangan bahasa. Dengan tujuan agar kita dapat lebih memahami bahasa dan menghindari terjadinya kerapuhan bahasa yang disebabkan karenaarusglobalisasi.
Ungkapan novelis Inggris Aldous Huxley (1894-1963) di atas menyuratkan bahwa bahasa (verbal) teramat signifikan bagi manusia. Bahasa, sebagaimana akal atau pikiran, itulah yang mencirikan manusia dan membedakannya dari makhluk-makhluk lain.
Penulis akan mengawali pembahasan ini dengan apa yang dimaksud dengan berpikir ilmiah, pengertian dan fungsi bahasa, posisi bahasa sebagai sarana berfikir ilmiah, struktur bahasa dan kosakata, ciri-ciri bahasa ilmiah, kelebihan dan kelemahan bahasa dan upaya Pengembangan Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan, rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
a.       Apa yang di maksud Bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi Ilmiah ?
b.      Cara mengembangkan Bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi ilmiah ?
PEMBAHASAN
A.    Definisi,Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi bahasa menurut para ahli:
·         BILL,ADAMS
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif.
·         WITTGENSTEIN
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.
·         FERDINANDDESAUSSURE
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.
·          PLATO
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
·         BLOCHTRAGER
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.
·         CARROL
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.
·         SUDARYONO
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
·         Mc.CARTHY
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
·         WILLIAMA.HAVILAND
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.

SedangkanbahasaIndonesiaitusendiriadalahBahasa  persatuan  adalah  pemersatu  suku  bangsa,  yaitu pemersatu  suku,  agama,  rasa  dan antar  golongan  (SARA)  bagi  suku bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke.Fungsipemersatuini(heterogenitas/kebhinekaan)  sudah  dicanangkan  dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. pada saat itu, para  pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar
(1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
(2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
(3) menjunjung bahasa persatuan,bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.[1]
B.     Ciri-Ciri Bahasa
Bahasa memiliki tujuh ciri sebagai berikut:
 1. Sistematis, yang berarti bahasa mempunyai pola atau aturan.
2. Arbitrer (manasuka).
 Artinya, kata sebagai simbol berhubungan secara tidak logis dengan apayangdisimbolkannya.
3.Ucapan/vokal.Bahasaberupabunyi.
4. Bahasa itu simbol. Kata sebagai simbol mengacu pada objeknya.
5. Bahasa, selain mengacu pada suatu objek, juga mengacu pada dirinya sendiri. Artinya, bahasa dapat dipakai untuk menganalisis bahasaitusendiri.
6. Manusiawi, yakni bahasa hanya dimiliki oleh manusia.
7. Bahasa itu komunikasi. Fungsi terpenting dari bahasa adalah menjadi alat komunikasi dan interaksi.

C.    Fungsi-fungsi bahasa
Fungsi bahasa dikelompokkan menjadi
1.      Ekspresif, bahasa terarah pada si pembicara
2.      Konatif, bahasa terarah pada lawan bicara dan
3.      Representasional, bahasa terarah pada objek lain di luar si pembicara dan lawan bicara
Fungsi-fungsi bahasa juga dibedakan menjadi tiga yaitu :
1.Simbolik, menonjol dalam komunikasi ilmiah
2. Emotif dan
3. Afektif, menonjol dalam komunikasi estetik.

D.    Posisi Bahasa Indonesia Sebagai Komunikasi Ilmiah
Ilmiah adalah pengetahuan yang benar, yang menggabungkan induksi dan deduksi terutama dalam penggunaan Bahasa Indonesia. Induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnyakesimpulanyangbersifatkhususditarikdaripernyataanpernyataanyangbersifatumum.
Induksi berkaitan dengan empirisme, yakni paham yang memandang rasio sebagai sumber kebenaran. Sementara itu, deduksi berkarib dengan rasionalisme, yaitu paham yangmemandangfaktayangditangkapoleh pengalamanmanusiasebagaisumberkebenaran.Aktivitas keilmuan tidak akan maksimaltanpaKomunikasiilmiahtersebut.
Komunikasi ilmiah merupakan alat bagi langkah-langkah (metode) ilmiah, atau membantu langkah-langkah ilmiah, untuk mendapatkan kebenaran. Dengan perkataan lain, komunikasi ilmiah memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah dengan baik, teratur dan cermat. Oleh karena itu, agar ilmuwan dapat bekerja dengan baik, dia mesti harus memahami komunikasi ilmiah.

E.     Ciri-ciri Bahasa Ilmiah
Dalam komunikasi ilmiah, tentu yang dipakai adalah bahasa ilmiah, lisan maupun tulisan. Bahasa ilmiah berbeda dengan bahasa sastra, bahasa agama, bahasa percakapan sehari-hari, dan ragam bahasa lainnya. Bahasa sastra sarat dengan keindahan atau estetika. Sementara itu, bahasa agama merupakan bahasa kitabsuciyangpreskriptifdandeskriptif.
Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri tersendiri yaitu :
1.      Informatif, berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalahpahaman.
2.      Reproduktifatauintersubjektif.
Maksud ciri reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
Slamet Iman Santoso mengimbuhkan bahwa bahasa ilmiah itu bersifat deskriptif (descriptive language).
Artinya, bahasa ilmiah menjelaskan fakta dan pemikiran; dan pernyataan-pernyataan dalam bahasa ilmiah bisa diuji benar-salahnya.

F.      [i]HAKlKAT BAHASA DAN SARANA KOMUNIKASI ILMIAH
Komunikasi  adalah, proses perubahan, Antara berbagai pihak. Di dalam komunikasi terdapat pesan yang disampaikan dan alat atau sarana yang dipergunakan. OIeh sebab itu, dalam proses komunikasi terkandung sejumlah,komponen utama yaitu Komunikator (penyampai pesan), Komunikan (penerima pesan), isi komunikasi yang di sampaikan dan sarana (media), yang dipakai untuk menyampaikan pesan yang ada. Jadi sarana komunikasi adalah alat bantu yang dipergunakan dalam Proses Komunikasi. Maksud kata ilmiah dalam haliniadalahhalyangbersifatKeilmuan
proses penyampaian pesan keilmuan dengan menggunakan sarana bahasa.
Dalam komunikasi ilmiah komunikator adalah ilmuwan dan komunikan, adalah masyarakat atau ilmuwan yang lain.Sedangkan pesan yangdisampaikandengan sarana tertentu ituadalah hasilkegiatan berpikir ilmiah ilmuwan itu sendiri. Dengan demikian, hakikat komunikasi ilmiah itu merupakan proses penyampaian hasilkegiatanberpikirilmiahilmuwankepadamasyarakat.

Berdasarkan hal-hal di atas, dapatlah dikatakan bahwa hakikat sarana komunikasi ilmiah yang paling utama adalah bahasa. Bahasa itulah yang memberikan kemungkinan pada manusia untuk membentuk, membina', dan mengembangkan, serta mewariskan kebudayaan kepada generasi berikutnya. Di samping itu, dengan bahasa
manusia dapat menanggapi, menguasai dunia sekitarnya dan mengekspresikan kembalikepadaoranglain.
Olehsebabitu,Knelleryangdikutip oleh Jujun Suriasumantri (1985:175) mengelompokkanfungsibahasa,ituatastigahal,yaitu: :
Fungsi,simbolik,Fungsi,emotifdanFungsi,efektif.
Dalam komunikasi ilmiah fungsi simbolik bahasa sangat diutamakan, sedangkan fungsi emotif dan efektif ditekan sampai sekecil kecilnya. Dengan demikian, ragam bahasa yang dipergunakan dalam komunikasi ilmiah adalah ragam lugas yang baku. Di samping itu,untuk menghindari ketidaksamaan makna, dalam komunikasi ilmiah dipergunakan istilah-istilah khusus keilmuan sesuai dengan bidang ilmu yang digeluti.
Sebagai sarana komunikasi ilmiah yang utama, bahasa pun memiliki kekurangan. Hakikatnya, kekurangan itu pun terletak pada bahasa itu sendiri yang bersifat multifungsi, multimakna. Artinya, satu kata dapat dipakai untuk mendukung beberapa fungsi atau beberapa makna, ,demikian pula sebaliknya.Oleh karena itu, untuk mengurangi kekurangan tersebut,pengetahuan matematika dan statistika dapat dimanfaatkan karena kedua pengetahuan yang terakhir ini akan membantu ilmuwan dalam proses berpikir secara cermat, tepat, logis, dan singkat. Namun demikian, penekanan yang berlebihan terhadap matematika dan statistika dalam komunikasi ilmiah dapatmenimbulkan bahaya, yaitupesanyangdikomunikasikanmakin
abstrak sehingga makin Jauh dari daya tanggap orang awam. Sedangkan, kerangka berpikir ilmuwan itu bagaimana pun rumit dan dalamnya, sebaiknya pesan yang dipikirkan itu dapat dikomunikasi[2]
. kandungan kata-kata yang sederhana,susunan kalimat dan paragraph yang benar dan teratur sehingga pesan tersebut mudah dipahami. Dengan demikian, komunikasi yang ada akan bersifat reproduktif.

PENUTUP
Kesimpulan
Pertama, aspek pokok yang periu dikembangkan, dan ditingkatkan agar bahasa Indonesia mampusebagai sarana komunikasi ilmiah ada dua, yaitu
(1) aspek kosa kata (termasuk istilah)
 (2) aspek kaidah bahasa (terutama tata bentukan dan tata kalimat/paragraf).
Kedua, pengembangan kosakata bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
(1) Pembentukan atau penciptaan kata/istilah baru sebagai padanan kata/istilah dari bahasa
asing atan daerah
(2) Dengan Penerjemahan kata/istilah asing kedalam bahasa Indonesia dan
(3) Dengan pemungutan kata/istilahasing atau daerah ke dalam bahasa Indonesia, baik secara penuh ataupun dengan adaptasi.
Ketiga, pengembangankaidahtata bentukanharus·memperhatikan fungsi danmakna setiapafiks,dancarapembentukannya, serta
bentukdasar ·yang dipergunakannya.
Keempat,pengembangan tata kalimat harus diarahkan pada bangun kalimat efektif, yaitu kalimat yang· sempurna, padat, berisi, dan mudah dipahami.
Kelima, pemakai bahasa Indonesia tidak perlu ragu akan kemampuan bahasa·Indonesia sebagai sarana komunikasi ilmiah karena bahasa Indonesia tetap membuka· kemungkinan untuk menerima kosa kata atau istilah bahasa asing atau daerah kedalam bahasa
Indonesia, sepanjang dalam bahasa Indonesia tidak ada padanannya


Saran
       Untuk menjamin kelancaran proses perwujudan bahasa Indonesia sebagai saranakomunikasiilmiah,sangatdiharapkan:
ikut memberikan teladan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa sebagai lembaga yang khusus menggarap memperlebar strategi penyebarluasan hasil penelitian atau buku pedoman yang telah dihasilkannya ke berbagai instalasi pemerintah


DAFTAR PUSTAKA
Guritno, Indreswari, 1986. "Komunikasi Ilmiah danPembinaan Bahasa Indonesia,
 Pembinaan Bahasa 1ndonesia. Jakarta:
http://Bahasa sebagai Sarana Berfikir Ilmiah _ Afid Burhanuddin.com
Pedoman Umum Pembentukan ··/istilah. "Jakarta:'Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia,Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Ramlan, M.1978 Morjologi:Suatu Tinjauan eskriptit Yogyakarta U13Karyon Perspektif Moral,"Sosial;danPolitik.
Jakarta: Gramedia




http://[1]Bahasa sebagai Alat Komunikasi - Ragam, Fungsi, dan Penjelasannya - PakarKomunikasi.com
[2] 52 Cakrawala Pendidikan No.2 Volume VI1987



[i]