PERAN
BAHASA JURNALISTIK BAGI CITIZEN JORNALISM
RINI
WIDIARTI
Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Institut
Agama Islam Negeri Curup
Jl.
AK. Gani No. 01 Kel. Dusun Curup
No.
Telp./HP.0732-21010
ABSTRAK
Kita sering atau
bahkan, setiap hari membaca surat kabaar, tabloid, dan majalah ataupun berita
di portal berita media online.Kita sering atau bahkan setiap hari mendengrakan
siaran radio. Kita disuguhi berbagai informasi yang membahagiakan sekaligus
informasi yang menyakitkan.
Kita kerap terhanyut, seperti mengalami sendiri
bagaimana fenomena dan peristiwa secara langsung. Ada saatnya kita tertawa.
Tetapi ada saatnya pula kita merasa sedih dan nestapa. Semua ini terjadi karena
kekuatan dahsyat bahasa jurnalistik. Jika memang demikian lantas apa sebenarnya
yang disebut dan diamksud dengan Bahasa Jurnalistik? Aapakah benar sinyalemen
sebagian budayawan yang menilai bahasa jurnalistik telah menjadi corong kaum
kapitalis media massa global? Dan lantas apakah Citizen Journalism sudah
menerapkan Bahasa Jurnalistik
Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada khalayak
atau publik, jelas tidaknya informasi sangat ditentukan oleh benar tidaknya bahasa yang dipakai.
Kata kunci: Bahasa, Bahasa Jurnalistik
A.
PENDAHULUAN
Kita sering atau
bahkan, setiap hari membaca surat kabaar, tabloid, dan majalah ataupun berita
di portal berita media online.Kita sering atau bahkan setiap hari mendengrakan
siaran radio. Kita disuguhi berbagai informasi yang membahagiakan sekaligus
informasi yang menyakitkan.
Kita kerap terhanyut, seperti mengalami sendiri
bagaimana fenomena dan peristiwa secara langsung.
Ada saatnya kita
tertawa. Tetapi ada saatnya pula kita merasa sedih dan nestapa. Semua ini
terjadi karena kekuatan dahsyat bahasa jurnalistik. Jika memang demikian lantas
apa sebenarnya yang disebut dan diamksud dengan Bahasa Jurnalistik? Aapakah
benar sinyalemen sebagian budayawan yang menilai bahasa jurnalistik telah
menjadi corong kaum kapitalis media massa global? Dan lantas apakah Citizen
Journalism sudah menerapkan Bahasa Jurnalistik
Daryl L, Frazel dan George Tuck, dua pakar pers Amerika
mengungkapkan pembaca berharap, apa yang dibacanya dalam media massa adalah
yang bisa dimengerti tanpa bantuan pengetahuan khusus. Bahasa berita atau
laporan surat kabar, tabloid, majalah, radio, televisidan media online internet
yang tidak akrab dimata, telinga, dan benak khalayak, tidak layak disebut
bahasa jurnalistik.
Secara sepintas, walau
belum sampai pada tingkatan definisi. Kita sudh mengetahui apa yang disebut dan
dimaksud bahasa jurnalistik. Secara etimologi, jurnalistik berasal daru kata journ dalam bahasa prancis , journ berarti catatan atau laporan
harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang
berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Djen Amar menekankan,
jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita
kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya .
Penjelasan mengenai Citizen Journalism (Jurnalisme
Warga) disampaikan oleh Bowman dan Willis (2003) yaitu tindakan yang dilakukan
oleh warga baik individu ataupun kelompok yang berperan aktif dalam proses mengumpulkan,
melaporkan, menganalisa dan menyebarkan berita dan informasi.
Allan (2013) kemudian menambahkan bahwa siapa saja
dengan posel yang terhubung dengan internet di wkatu dan tempat kejadian berita
maka dapat disebut jurnalis. Secara lebih sederhana inferensi dari kedua pengertian tersebut adalah warga yang dulu
hanya sebagai penngkonsumsi berita, namun sekarang mereka dapat menjadi pemilik
informasi yang dibagikan kepada banyak orang pergeseran peran dari hanya
sekedar pengsonsumsi menjadi sumber berita itu sendiri dimotori oleh
perkembangan media yang memfasilitasi dan mengakomodasi penyampaian berita (citizen media).
B.
LANDASAN TEORI
Bahasa jurnalistik
adalah bahasa komunikasi massa yang berfungsi sebagai pemberi informasi kepada
publik atau dapat diartikan sebagai bahasa komunikasi pengantar pemeberitaan
yang biasa digunakan media cetak dan elektronik. Bahasa jurnalistik harus menggunakan bahasa
baku, atau dengan kata lain harus sesuai
dengan Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD). Selain
itu, bahasa jurnalistik juga harus mudah dipahami oleh pembacanya, karena
pembaca tidak punya cukup banyak waktu untuk memahami kata-kata yang sulit.
Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada khalayak
atau publik, jelas tidaknya informasi sangat ditentukan oleh benar tidaknya bahasa yang dipakai. Untuk itu, dunia pers atau jurnalistik sebagai pemberi informasi kepada publik harus menggunakan bahasa yang baik dan benar agar khalayak
atau publik dapat memahami maksud yang ingin disampikan. Berbeda dengan bahasa percakapan atau ragam bahasa lainnya yang sering
bersifat asosial, akultural, egois,
dan elitis,
bahasa jurnalistik justru sangat demokratis dan populis, karena dalam bahasa jurnalistik tidak
mengenal kasta, tingkat, maupun pangkat.Sebagai contoh, jika dalam bahasa percakapan menyebut “Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono”, sedangkan dalam bahasa jurnalistik hanya
ditulis “Susilo Bambang Yudhoyono”. Artinya, semua diperlakukan sama,
tidak ada yang diistimewakan atau ditinggikan derajat kelas sosialnya.Sejauh ini bahasa jurnalistik mulai beragam
digunakanuntuk menulis berita ekonomi, politik ataupun tajuk
rencana, disesuaikan
dengan angle tulisan, sumber berita, dan keterbatasan media
massa (ruang dan
waktu).
A.M Dewabrata menegaskan bahwa maksud
pernyataan bahasa jurnalistik sebagai ragam Bahasa Indonesia bagi wartawan dalam
menulis berita, merujuk kepada pengertian umum yang membedakan dengan ragam
lainnya yang dapat dibedakandalam bentuk kalimat, klausa, frasa, diksi ataukata-kata. Untuk
itu, pers berkualitas senantiasa menjaga reputasi dan
wibawanya di mata khalayak atau publik, antara lain dengan senantiasamenghindari
penggunaan diksi atau kata yang diasumsikan tidak
sopan, vulgar, atau mengumbar selera rendah.
Dalma perannya Bahasa itu sendiri
mempunyai fungsi utama antara lain
·
Alat
untuk menyatakan ekspresi diri
·
Alat
komunikasi
·
Alat
mengadakan control sosial
·
Fungsi
pemersatu
·
Fungsi
pemberi kekhasan
·
Fungsi
pembawa kewibawaan
Dalam prakteknya dilapangan masih
banyak dari beberapa Jurnalism Warga yang belum paham akan bahasa Jurnalistik,
hal itu tentu saja harus kita maklumi karena tidak semua jurnalisme warga (citizen Journalism) paham akan bentuk
dan karakteristik Bahasa Jurnalistik itu sendiri. Karena tidak semua journalism
warga orang-orang yang memiliki latar pendidikan yang baik.
Hal ini tentunya menjadi problema
tersendiri karena pada dasarnya bahasa dalam berita haruslah jelas, singkat dan
padat, tetapai kenyataannya banyak bahasa yang digunakan oleh jurnlaism warga
yang tidak sesuai dengan EYD ( Ejaan Yang Disempurnakan).
Lantas bagaimana karakteristik dari
bahasa jurnalistik itu sendiri.
C.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Karakteristik bahasa jurnalistik
Secara spesifik, bahasa juralistikdapat
dibedakanmenurut bentuknya, yaitu bahasa jurnalistik surat kabar, bahasa
jurnalistik tabloid, bahasajurnalistik majalah,bahasa jurnalistik radio,bahasa
jurnalistik televisi, bahasa jurnalistik media online internet. Berikut
karakteristik bahasa jurnalistik:
1.
Sederhana
Sederhana berarti selalu mengutamakan dan
memilih kata atau kalimat yang paling bamyak diketahui maknanya oleh khalayak
pembaca yang sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya
maupun karakteristik demografis dan psikografisnya.
2.
Singkat
Berarti langsung ke pokok masalah ( To
The Poin) ruangan atau kampling yang tersedia pada kolom-kolom halaman surat
kabar, tabloid, majalah sangat terbatas, sementara isinya banyak dan beraneka ragam.
Pesan yang disampaikan tidak boleh bertentnagan dengan fiolosofi fungsi, dan
karakteristik pers.
3.
Padat
Padat dalam bahasa jurnalistik berarti
sarat informasi. Setiap kalimat dan paragraph yang ditulis membuat banyak
informasi penting dan menarik khalayak untuk pembaca.
4.
Lugas
Lugas berarti tegas tidak ambigu
sekaligus menghindari eufemisme atau penghalusan kata dalam kalimat yang bisa
membingungkan khalayak pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi dan
kesalahan konklusi.
5. Jelas
Berarti mudah ditangkap maksudnya susunan
kata dan kalimatnya sesuai dengan kaidah-kaidah subjek, objek, predikat,
keterangan jelas sasaran atau maksudnya.
6. Jernih
Dalam pendekatan analisis wacana, kata
dan kalimat yang jernih berarti kata dan kalimat yang tidak memiliki agenda tersembunyi
di balik pemuatan suatu berita atau laporan kecuali fakta, kebenaran,
kepentingan publik.
7.
Menarik
Artinya mampu membangkitkan minat dan
perhatian khalayak pembaca, memicu selera membaca.
8.
Demokratis
Berarti bahasa jurnalistik tidak
mengenal tingkatan pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan
pihak yang disapa.
9.
Populis
Berarti setiap kata, istilah, atau
kalimat apapun yang terdapat dalam karya-karya jurnalistik harus akrab
ditelinga, dimata, dan dibenak pikiran khalayak pembaca, pendengar, atau
pemirsa.
10.
Logis
Kata,istilah, kaliamt,atauparagraph
jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat (common sense).
11.
Gramatikal
Bahasa jurnalistik mengikuti kaidah
tata bahasa baku
12.
Mengindari
kata tutur
Kata tutur ialah kata-kata yang biasa
digunakan sehari-hari secara informal.
13.
Menghindari
kata dan istilah asing
14.
Pilihan
kata diksi yang tepat
15.
Mengutamakan
kalimat aktif
16.
Menghindari
kata atau istilah teknis
17.
Tunduk
kepada kaidah etika
D.
KESIMPULAN
Tidak diragukan lagi bahwasanya
perkembangan teknologi berpengaruh pula terhadap SDM nya. Dulu masyarakat hanya
menjadi pengkonsumsi dari sebuah berita namun sekarang bisa menjadi sumber
berita itu sendiri . masyarakat diberi kesempatan untuk menyatakan ekspresi diri
melalui berita yang mereka publish dan tentunya dalam hala ini peran bahasa
jurnalistik masih belum di praktekan di lapangan.
Seorang Citizen Journalism harus mampu
memahami dengan baik mengenai bahasa jurnalistik agar berita yang disampaikan
jelas dan mudah dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar.Rosihan. Bahasa
Jurnalistik dan komposisi. Jakarta: Pradnya Paramita, 1991
Komalasari, Bakti, Jurnalistik: Bengkulu, LP2 STAIN CURUP, 2010
Sumadiria, AS Haris, Bahasa Jurnalistik:Bandung, Simbiosa
Rekatama Media, 2006.
Sumadiria. AS Haris. Jurnalistik
Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung, Simbiosa Rekatama
Media, 2005